Pages

Mutiara Hikmah dari Lisan Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu'anhu-

Seorang Ulama dari Kalangan Sahabat adalah Beliau...Renungkanlah dan fahamilah apa yang beliau sampaikan...
Seorang laki-laki berkata di sisinya: “Aku tidak suka menjadi golongan kanan, Aku lebih suka menjadi golongan muqorrobin.” Maka Abdullah berkata: “Akan tetapi disini ada seorang laki-laki yang berharap mati tidak dibangkitkan.” (yakni dirinya sendiri).
Pada suatu hari beliau keluar lalu diikuti oleh beberapa orang, beliau berkata kepada mereka: “Apakah kalian punya keperluan?” Mereka menjawab: “Tidak, kami hanya ingin berjalan bersamamu.” Maka beliau berkata: “Kembalilah, karena ini merupakan kehinaan bagi yang mengikuti dan fitnah bagi yang diikuti.”
Beliau pernah berkata: “Kalaulah kalian tahu apa yang aku rasakan dalam hatiku niscaya kalian akan menaburkan tanah di atas kepalaku.”
Beliau berkata: “Barang siapa memberi kebaikan niscaya Allah akan memberinya kebaikan. Dan barang siapa menghindari keburukan niscaya Allah akan menjaganya dari keburukan.”
Beliau berkata: “Orang-orang bertakwa adalah para penghulu, ahli fiqh adalah pemimpin, dan bermajelis dengan mereka adalah peningkatan.”
Beliau juga berkata: “Alangkah indahnya perkara-perkara yang dibenci, yaitu kematian dan kefakiran. Demi Allah, Aku berharap mendapatkan cobaan dari kedua-duanya. Jika cobaan itu adalah kekayaan, maka untuk mengasah kasih sayang. Dan jika cobaan itu adalah kefakiran, maka untuk mengasah kesabaran.”
Beliau juga berkata: “Selama engkau berada dalam sholat maka sesungguhnya engkau sedang mengetuk pintu Sang Raja, dan siapa yang mengetuk pintu sang Raja niscaya akan dibukakan untuknya.”
Beliau berkata: “Berapa banyak syahwat yang menimbulkan kesedihan yang berkepanjangan.”
Beliau berkata: “Apabila telah nyata perbuatan zina dan riba di suatu negeri maka telah diumumkan kehancurannya.”
Beliau berkata: “Carilah hatimu di tiga tempat: Ketika mendengar Al-Qur’an, dalam majelis dzikir (kajian ilmu) dan diwaktu-wakru khalwat (menyendiri dengan Allah). Jika engkau tidak menemukannya di tiga tempat itu maka mintalah kepada Allah agar Dia memberimu hati karena sesungguhnya engkau sebenarnya belum punya hati”
Beliau berkata: “Tidak ada yang perlu lebih lama dipenjara selain lisan.”
Beliau juga berkata: “ilmu itu bukan dengan banyaknyanya riwayat akan tetapi ilmu adalah rasa takut kepada Allah.”
Beliau juga berkata: “Hendaknya seorang penghafal Al-Qur’an mengisi malamnya dengan dengan sholat ketika orang orang terlelap tidur, mengisi siangnya dengan berpuasa ketika orang-orang menyantap makanan, menghiasi diri dengan kesediahan ketiaka orang-orang hanyut dalam kegembiraan, dengan tangisnya ketika orang-orang gelak tertawa, dengan diamnya ketika orang-orang sibuk berbincang-bincang, kengan khusyu’nya ketika orang-orang sibuk berbangga-bangga. Seorang penghafal Al-Qur’an hendaknya menjadi orang yang mudah menangis, mudah bersedih, bijaksana, santun dan tenang. Dan seorang penghafal Al-Qur’an hendaklah tidak menjadi orang yang kasar, keras, lalai, banyak omong, suka berteriak, dan cepat tersinggung”
Beliau juga berkata: ”Setiap kegembiraan pasti diiringi kesedihan. Setiap rumah yang dipenuhi nikmat pasti dipenuhi dengan ibrah. Kalian semua adalah tamu, dan hartanya adalah pinjaman. Tamu pasti akan pergi dan barang pinjaman pasti akan dikembalikan kepada pemiliknya”
ditulis ulang oleh Abu al-Hasan semoga bermanfaat
Al-Fawaaid (Ibnul Qoyyim)

No comments:

Post a Comment