Pages

Romantika ilmu ..

Tertatih ku merengkuhnya
jatuh bangun ku memperjuangkannya
karena ku yakin ...
Ridlo-Mu bersamanya

Yaa Rabb ...
Tumbuhkan dalam hatiku sebuah Cinta ...,
tak sekedar tertarik, silau akan pesonanya
Kuasakan kepadaku tuk memahami ...,
tak sekedar mengetahui, atas nama sebuah prestasi

mungkin mataku tak melihatnya setiap waktu
namun, ijinkan aku mengabadikannya dalam hatiku
mungkin lidahku tak menyertakannya dalam tiap ucapku
namun, karuniakanlah rindu dalam tiap jarakku

jadikanlah ia abadi ...
dalam do'aku
dalam dzikirku
dalam amalku
dalam susah dan senangku
dalam merengkuh ridlo-Mu

bersamanya ...
jadikan aku lebih baik
mengenalnya ...
jadikan dunia, sebagai ladang akhirat yang menarik

Sungguh ia amanah bagiku
tuk kujaga hingga akhir hayatku
tuk mewarnai dunia, dalam tuntunan Nabi-Mu
tuk kuatkanku dalam sukses bersama hamba-Mu

Sungguh ia anugerah bagiku
penerang hati dalam gelap ruangku
penuntun jiwa dalam langkahku
penegak lemah dalam keraguanku

Robby isyrohli shodri
wayassirly amri
wahlul 'uqdatan min lisani
yafqohu qouli

============================================
ditengah perjuangan  ... 
berilmu dan belajar beramal, berbagi dan belajar menilai diri, 
mengabadikan ilmu dalam ibadah penuh cinta.
============================================

Bukan Apologize

Karena hidupku ...
hanyalah sementara waktu
sebuah keindahan yang semu
sebuah perjalanan pendek tuk tujuan yang lebih jauh
sekedar singgah, kemudian kembali melaju

karena hidupku ...
tuk beribadah
berbagi apa yang aku punya
menebar manfaat, syukur atas karunia yang ada
berkarya seindah yang aku bisa


karena hidupku ...
terus hijrah ke arah yang lebih baik
tak kenal lelah, meski perangkat tak lagi laik
mencari cara untuk berhasil
memegang teguh prinsip ..., agar tak tumbang ketika labil

karena hidupku ...
untuk tersenyum dalam bahagia mereka
untuk saling mengingatkan ketika ada yang salah
untuk mendengarkan ..., obat hati yang gundah
untuk berbicara ..., memecah kesunyian tanpa aroma

karena hidupku ...
mengamalkan yang baik, menegakkan yang benar
bersikap tegas, menghindarkan cara yang kasar
belajar rendah hati, berjiwa besar
berusaha sekuat tenaga, kemudian tawakkal

karena hidupku ...
bukan tuk menyerah ..., sebelum habis keringat kesatria
bukan tuk mengeluh ..., menjadikan azzam kian melemah
bukan tuk malas ..., melewatkan detik-detik yang begitu berharga
bukan tuk berdiam diri ..., menunggu ajal tiba

karena hidupku ...
harus lebih berarti
musthi berhasil mengendalikan nafsu dan diri sendiri
memberikan yang terbaik, meski dalam sunyi

karena hidupku ...
menghidupkan cinta yang telah Engkau tanamkan
menebarkan rahmat yang telah Engkau turunkan
menjemput rizqi yang telah Engkau tentukan
menjaga 'syukur' dalam pujian, do'a dan tiap langkah kehidupan

Hidupku ...
karena cinta-Mu
karena kehendak-Mu
karena-Mu ...

=============================================
bertaqwa, bersyukur, bersemangat dan menghargai kehidupan.
=============================================

Restore ..

Menangisku dalam takut akan siksa-Mu
Menangisku dalam gundah akan adzab-Mu
Menangisku dalam sedih akan kelalaianku
Menangisku dalam khawatir akan kehidupan akhiratku

ketika sholatku tak lagi tepat waktu ...,
bahkan tak jarang aku melupakan Cinta-Mu
ketika Quranku berdebu dan tak tersentuh ...,
bahkan tak ada beda, dengan foto masa kecilku




ku buka almariku ....
ku bongkar kembali buku-buku lamaku
mencari dan terus mencari ...
dengan ketakutan luar biasa, bagaimana jika tak pernah ketemu?
Cinta yang dulu pernah kurasakan ...
Ketenangan yang dulu hinggap seakan tak mungkin hilang
dalam sujudku ....,
dalam untaian Cinta, ayat-ayat kitab suci-Mu

Apa yang salah? ....
ke mana aku harus melangkah? ...
aku pun bertanya, seraya menengadah ...
ihdinash shirothol mustaqiim ...
berdo'a memohon petunjuk-Mu

Astaghfirulloh robbal baroya,
Astaghfirulloh minal khotoya,

kembaliku bersihkan hatiku
kembaliku ikhlaskan amalku
kembaliku tumakninahkan sujudku
kembaliku membuka lembaran Firman-Mu
kembaliku mendekatkan diri dengan para shalih-Mu
kembaliku mengingat akan ketidak abadianku

laa ilaaha illallah .... 







 
===============================
Sebuah Muhasabah ..., mengikat hidayah-Nya
===============================


Mengadu Aku..




Bukan tak ingin menangis
namun ku ingin hanya Engkau yang mendengar rintik hati yang gerimis
Bukan tak bisa menyerah
namun hanya ini langkah yang aku punya

gontai langkahku
kering sudah air mataku
keluh bibirku
lunglai sendiku
tak ada lagi tempat mengadu...,
selain kepadaMu

Langit tak pernah mendung ...
hanya karena suasana hatiku
hujan tak pernah turun ...
hanya karena sedihku

Matahari tak pernah terbit ...
hanya karena aku mau
Bulan tak pernah purnama ...
hanya karena niatku

Mereka bertasbih kepadaMu
Tunduk patuh atas titahMu
Ayat-ayat kauniyah yang tak jemu ...
menjadi penguatku ...
menjadi pengingatku ...
kepada siapa aku kan mengadu,
kepada siapa aku kan berdo'a dan menyerahkan ikhtiarku

Yaa Robbana yaa Karim
yaa Robbana yaa Rohim
Antal jawadul halim
wa anta ni'mal mu'in

Jadikanlah aku hamba yang senantiasa berdo'a
bukan hanya tuk kabulku ...,
namun juga taqorrub kepadaMu
Jadikanlah aku hamba yang senantiasa bahagia
bukan hanya atas nikmatMu...,
namun juga atas teguranMu, agar aku tak terjatuh

----------------------------------------------------------------
di tengah perjuangan menjadi hambaNya yang tangguh
----------------------------------------------------------------

Asal Mula Kata Cinta..(cerpen)

Alkisah, di suatu pulau kecil tinggallah berbagai benda abstrak ada CINTA, kesedihan, kegembiraan, kekayaan, kecantikan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.

Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. 
CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik membasahi kakinya.

Tak lama CINTA melihat kekayaan sedang mengayuh perahu, Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!, teriak CINTA Aduh! Maaf, CINTA!, kata kekayaan Aku tak dapat membawamu serta nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini. Lalu kekayaan cepat-cepat pergi mengayuh perahunya. CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. Kegembiraan! Tolong aku!, teriak CINTA. Namun kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak dapat mendengar teriakan CINTA. Air semakin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik.

Tak lama lewatlah kecantikan Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!, teriak CINTA Wah, CINTA kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu pergi. Nanti kau mengotori perahuku yang indah ini, sahut kecantikan. CINTA sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat kesedihan Oh kesedihan, bawlah aku bersamamu!, kata CINTA. Maaf CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja.., kata kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. CINTA putus asa.

Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara CINTA! Mari cepat naik ke perahuku! CINTA menoleh ke arah suara itu dan cepat-cepat naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, CINTA turun dan perahu itu langsung pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa yang menolongnya. CINTA segera bertanya pada penduduk pulau itu. Yang tadi adalah WAKTU, kata penduduk itu Tapi, mengapa ia menyelamatkan aku? Aku tidak mengenalinya. Bahkan teman-temanku yang mengenalku pun enggan menolong tanya CINTA heran Sebab “HANYA WAKTULAH YANG TAHU BERAPA NILAI SESUNGGUHNYA DARI CINTA ITU”.

Ilmu Ma'rifat, menajamkan mata hati..

Ma'rifat adalah tingkat penyerahan diri kepada Allah secara berjenjang, secara tingkat demi setingkat sehingga sampai kepada tingkat keyakinan yang kuat. Orang yang memiliki ilmu ma'rifat dianggap sebagai orang yang 'arif', karena ia bisa memikirkan dalam-dalam tentang segala macam liku-liku kehidupan di dunia ini.

Oleh karena itu jika kita bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu ma'rifat, maka akan meraih suatu karomah. Karomah adalah keistimewaan yang tidak dimiliki orang awam. Bentuk karomah tersebut adalah mata hati kita menjadi awas dan indra keenam kita menjadi tajam. Jika indra keenam menjadi tajam, kita akan dapat mengetahui sesuatu yang tersembunyi di balik peristiwa.

Orang yang mata hatinya dan indra keenamnya tajam, maka ia dapat masuk ke dalam hal-hal yang dianggap gaib (tersembunyi). Orang yang arif (memiliki ilmu ma'rifat), suka memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah dengan mata kepalanya, kemudian ia merenungkan dengan mata hatinya.

Orang ma'rifat jika melakukan sesuatu atau memutuskan sesuatu menggunakan muraninya daripada hawa nafsunya. Ia tahu betul, apakah hawa nafsu yang mempengaruhi dirinya atau nuraninya yang berkata. Oleh karena itu, orang yang sudah menduduki tingkat ini, selalu tajam indera keenamnya. Ia tahu sesuatu yang merugikan bagi dirinya meskipun tampak seakan-akan menguntungkan. Ia pun tau apa yang menguntungkan, meskipun seakan-akan tampak seperti merugikan.

Maka, jangan heran, kadang-kadang orang awam memandang sesuatu itu baik dan menguntungkan, namun bagi orang ma'rifat (orang yang tajam indera keenamnya), dipandang sebagai sesuatu yang membahayakan.

Melihat kebaikan dan keburukan dengan mata kepala saja tidak akan dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sesuatu yang elok dipandang mata kadang-kadang hanyalah tipuan belaka. Sesuatu yang buruk dipandang mata, kadang-kadang tersimpan sesuatu yang menguntungkan. Maka betapa pentingnya jika kita berlatih untuk mempertajam mata hati dan indera keenam.

Buta mata belum tentu membahayakan bagi kehidupan kita. Karena banyak orang yang buta matanya, tetapi masih mampu melakukan sesuatu yang terbaik bagi dirinya. Bahkan ia mempunyai keistimewaan, yakni lebih awas daripada kita yang memiliki mata normal. Namun jika mata hati telah buta, maka pertanda hancurlah kehidupan kita, baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.

Orang yang buta hatinya, seringkali merasa kecewa dalam menghadapi liku-liku kehidupannya, karena ia sering gagal dalam mengambil keputusan. Keputusannya lebih banyak meleset. Sebab, yang digunakan untuk mengambil keputusan lebih didasarkan pada penglihatan mata dan akal yang dipenuhi hawa nafsu. Jadinya, ia kurang cermat dan kurang hati-hati. Ia mudah terkecoh dengan fatamorgana serta khayalan-khayalannya sendiri.

"Dan barang siapa yang buta mata hatinya di dunia ini, maka buta pula di akhirat, jauh tersesat jalannya."

"Sesungguhnya, bukan matanya yang buta, tetapi mata hatinyalah yang buta, yang berada di rongga dadanya."


Oleh karena itu, betapa pentingnya kita mempelajari ilmu ma'rifat. Dengan ilmu ma'rifat, hati dan alam bawah sadar kita terhindar dari 'kebutaan'. Hati kita menjadi jernih sehingga setiap apa yang kita pikirkan dan kita lakukan akan mendatangkan hasil yang menguntungkan.

Orang yang ma'rifat, selalu berprasangka baik kepada siapapun. Ia juga selalu berprasangka baik kepada Allah swt. TIdak pernah berkeluh kesah dalam hidupnya. Ia selalu merasa dekat kepada Allah. Selalu merasa cinta, penuh harapan dan hatinya terasa senantiasa tenteram.

Ilmu ma'rifat mengantarkan kita kepada suasana hati ikhlas dalam berbuat apa saja, lebih-lebih beribadah kepada Allah. Ibadahnya dilakukan tanpa pamrih dan tanpa keinginan dipuji orang lain.

Orang-orang ma'rifat menganggap jika perbuatan dilakukan tidak dengan ikhlas, tetapi dengan pamrih, maka akan mengotori jiwanya. Jika jiwa kotor, hati akan berdebu. Bila hati berdebu berarti mata batin dan indera keenam telah buta.

Golongan orang-orang ini selalu menjaga hatinya dan alam bawah sadarnya agar tidak tercemar oleh debu-debu yang dapat membutakan. Karena itu, suasana hati orang-orang ma'rifat selalu tenteram karena selalu berprasangka baik kepada siapa pun, tidak membenci, tidak dendam, tidak iri hati, tidak sombong dan tidak riya'.

Sebab, sederetan penyakit semisal sombong, benci, dendam, iri hati dan sebagainya merupakan letupan emosi, bukan nurani yang berbicara, melainkan nafsu keserakahan.

Jika kita telah mendalami ilmu ma'rifat dengan bersungguh-sungguh, maka akan dapat melihat betapa diri kita menjadi orang yang luar biasa. Mungkin kita akan terheran-heran. Karena jika ilmu ma'rifat telah dikuasai, maka seseorang akan dapat mengenal Allah, sehingga antara dirinya dan Allah seakan-akan tidak ada batas/perantara, sehingga seakan-akan mampu berhubungan langsung.

Disamping itu, kita akan dapat dengan mudah menyerahkan hawa nafsu menurut kehendak Allah. Kita merasa tidak punya hak untuk memiliki, sekalipun pada diri sendiri. Karena menyadari segala sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah milik Allah, termasuk nyawa kita.

Diambil dari buku Telaga Ma'rifat, karya Syaikh Ibnu 'Athoillah

Menembus waktu yang terluka …

Hari ini ku berubah
Tanpa bosan pikirku membahana
Mencari jati diri
Melengkapi diri

Hari ini aku berjanji
Dalam risalah umat tanpa henti
Melestarikan ajaran
Melestarikan kebaikan

Hidayah ilahi…
Tanpa disangka, tanpa dinyana
Datang atas kehendak Sang Pencipta
Allah ta’ala

Maafkan daku…bidadari dalam rahasia-Mu
Maafkan daku…Wahai Ibuku
Maafkan daku…Wahai saudaraku
Maafkan daku atas kelalaianku

Begitu lama aku berkalung fana
Begitu terlena diri terbelenggu suka
Melewatkan waktu
Tanpa hati yang terjaga

Ku berniat mendekap kalam
Apa daya dunia menerkam
Ku sibuk dengan awan kelam
Gelap gulita menjauhi cahaya

Dalam tetesan air mata
Titik terakhir keringat ksatria
Ku kan berusaha sekuat tenaga
Tanpa kenal menyerah,Tanpa kenal lelah
Menembus waktu yang terluka

Tunggu daku, ku kan berlari
Kan kugapai cinta hakiki
Dalam naungan kalam Ilahi
Dalam tuntunan Nabi


Bismillah … ku mulai langkah
Lillahi ta’ala…,
Allohumma Anta maqsudi
Wa ridhoka mathlubi

Hukum Wanita Shalat Berjamaah di Masjid

Hukum Wanita sholat berjamaah - berjamaah.com



Para ulama telah bersepakat bahwa shalat seorang laki-laki lebih utama dilakukan berjama’ah di masjid daripada di rumahnya, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Shalat berjama’ah itu lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Juga hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwa telah datang seorang laki-laki buta menemui Nabi saw dan berkata,”Wahai Rasulullah aku tidak memiliki penuntun yang akan membawaku ke masjid.’ Ia meminta agar Rasulullah saw memberikan rukhshah (keringanan) kepadanya untuk melakukan shalat di rumahnya lalu Nabi saw memberikan rukhshah kepadanya. Namun tatkala orang itu berlalu maka beliau saw memanggilnya dan bertanya kepadanya,’Apakah kamu mendengar suara adzan untuk shalat?’ orang itu berkata,’ya.’ Beliau bersabda,’kalau begitu kamu harus menyambutnya (ke masjid).”
(HR. Muslim) –(baca : “Mendengar Adzan Ketika Sedang Sibuk”)

Adapun bagi seorang wanita maka kehadirannya di masjid untuk melakukan shalat berjama’ah diperbolehkan bagi mereka yang sudah tua dan dimakruhkan bagi yang masih muda karena dikhawatirkan adanya fitnah. Untuk itu yang lebih utama baginya adalah melakukan shalat di rumahnya, demikian menurut DR. Wahbah.

Beberapa pendapat para ulama tentang permasalahan ini adalah :

1. Abu Hanifah dan dua orang sahabatnya mengatakan bahwa makruh bagi seorang wanita yang masih muda menghadiri shalat berjama’ah (di masjid) secara mutlak karena dikhawatirkan adanya fitnah. Abu Hanifah mengatakan bahwa tidak mengapa bagi seorang wanita yang sudah tua pergi ke masjid untuk shalat shubuh, maghrib dan isya karena nafsu syahwat bisa menimbulkan fitnah di waktu-waktu selain itu. Orang-orang fasiq tidur pada waktu shubuh dan isya kemudian mereka disibukan dengan makanan pada waktu maghrib. Sedangkan kedua orang sahabatnya membolehkan bagi seorang wanita yang sudah tua pergi ke masjid untuk melakukan semua shalat karena tidak ada fitnah didalamnya dikarenakan kecilnya keinginan (syahwat) seseorang terhadapnya.

Dan madzhab dikalangan para ulama belakangan adalah memakruhkan wanita menghadiri shalat jama’ah walaupun shalat jum’at secara mutlak meskipun ia seorang wanita tua pada malam hari dikarenakan sudah rusaknya zaman dan tampaknya berbagai kefasikan.

2. Para ulama Maliki mengatakan bahwa dibolehkan bagi seorang wanita dengan penuh kesucian dan tidak memikat kaum laki-laki untuk pergi ke masjid melakukan shalat berjama’ah, id, jenazah, istisqo (shalat meminta hujan), kusuf (shalat gerhana) sebagaimana dibolehkan bagi seorang wanita muda yang tidak menimbulkan fitnah pergi ke masjid (shalat berjama’ah) atau shalat jenazah kerabatnya. Adapun apabila dikhawatirkan terjadinya fitnah maka tidak diperbolehkan baginya untuk pergi ke masjid secara mutlak.

3. Para ulama Syafi’i dan Hambali mengatakan bahwa makruh bagi para wanita yang cantik atau memiliki daya tarik baik ia adalah seorang wanita muda atau tua untuk pergi ke masjid shalat berjama’ah bersama kaum laki-laki karena hal itu merupakan sumber fitnah dan hendaklah ia shalat di rumahnya. Dan dibolehkan bagi para wanita yang tidak menarik untuk pergi ke masjid jika ia tidak mengenakan wangi-wangian dan atas izin suaminya meskipun sesungguhnya rumahnya lebih baik baginya, berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Janganlah engkau melarang para wanita itu pergi ke masjid meskipun rumah mereka lebih baik bagi mereka.” Didalam lafazh lainnya disebutkan,”Apabila para wanita kalian meminta izin kepada kalian pada waktu malam hari untuk ke masjid maka izinkanlah mereka.” (HR. Jama’ah kecuali Ibnu Majah) yaitu jika aman dari kerusakan (fitnah). Juga sabdanya saw,”Janganlah kamu melarang para wanita pergi ke masjid, hendaklah mereka keluar tanpa memakai wangi-wangian.” (HR. Ahmad, Abu daud dari Abu Hurairoh) dan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah saw bersabda,”Sebaik-baik masjid bagi kaum wanita adalah didalam rumahnya.” (HR. Ahmad)

Intinya adalah bahwa tidak dibolehkan bagi seorang wanita cantik (menarik) untuk pergi ke masjid dan dibolehkan bagi wanita yang sudah tua. (al Fiqhul Islami wa Adillatuhu juz II hal 1172 – 1173) 

Wallahu A’lam



Tanya :
Ustadz, bagaimana hukumnya wanita sholat berjamaah di masjid? (J. Miko, Depok).

Jawab :
Terdapat khilafiyah mengenai hukum boleh tidaknya wanita sholat berjamaah di masjid.  

Pertama, melarangnya (makruh), seperti ulama muta`akhir Hanafiyah. Ini untuk wanita tua dan muda, dengan alasan zaman telah rusak. Kedua, membolehkannya (khususnya wanita tua), seperti ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah, dengan dalil hadis-hadis. (Az-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, 2/322; Fatawa Al-Azhar, 1/20).

Yang rajih menurut kami adalah pendapat kedua, karena dalilnya lebih kuat dan lebih jelas. Ibnu Qudamah menyatakan : “Dibolehkan bagi wanita menghadiri sholat jamaah bersama para laki-laki, sebab para wanita dahulu telah sholat berjamaah bersama Nabi SAW.” (Ibnu Qudamah, Al-Mughni, 2/442; Mahmud ‘Uwaidhah, Al-Jami’ li Ahkam Ash-Shalah, 2/473).

Namun kebolehan itu diikat dengan 2 (dua) syarat. Pertama, ada izin dari suami atau wali (jika belum nikah). Dalilnya sabda Nabi SAW : “Jika isteri-isterimu meminta izin ke masjid-masjid, maka izinkanlah mereka.” (HR Muslim, Bukhari, Ahmad, dan Ibn Hibban).

Kedua, tak memakai wangi-wangian, atau semisalnya yang dapat menimbulkan mafsadat bagi wanita. Sabda Nabi SAW : “Janganlah kamu melarang wanita-wanita hamba Allah pergi ke masjid-masjid Allah, tapi hendaklah mereka keluar tanpa wangi-wangian.” (HR Abu Dawud, Ahmad, Ibn Khuzaimah, Darimi, dan Baihaqi).

Jadi, jika wanita keluar tanpa izin suami/wali, hukumnya haram. (As-Sayyid Al-Bakri, I’anah Ath-Thalibin, 2/5). Namun disunnahkan suami/wali memberikan izin. (Imam Nawawi, Al-Majmu’, 4/199).
Jika wanita pergi ke masjid dengan wangi-wangian, hukumnya juga haram. Ibnu Hazm menyebutkan jika wanita keluar berjamaah di masjid dengan berhias atau memakai wangi-wangian, mereka bermaksiat kepada Allah. (Ibnu Hazm, Al-Muhalla, 4/198).

Mana yang lebih utama bagi wanita, sholat di masjid atau di rumah?
Ada dua pendapat.  
Pertama, yang lebih utama sholat di rumah, baik sholat sendiri (munfarid) atau sholat jamaah. Ini pendapat Ibnu Qudamah (Al-Mughni, 3/443).  
Kedua, yang lebih utama sholat di rumah, jika sholatnya sholat jamaah, bukan sholat sendiri. Ini pendapat Ibnu Hazm (Al-Muhalla, 4/197) dan ulama Syafi’iyah seperti Imam Nawawi. (Al-Majmu’, 4/198).

Kedua pendapat itu dalilnya sama, yaitu sabda Nabi SAW : “Janganlah kamu melarang isteri-isterimu ke masjid-masjid, dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka.” (wa buyutuhunna khair lahunna). (HR Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, Thabrani).

Pendapat pertama mengambil keumuman lafal “dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka” (wa buyutuhunna khair lahunna). Jadi menurut pendapat pertama ini, shalat di rumah baik shalat jamaah maupun shalat sendiri, lebih utama daripada shalat jamaah di masjid.
Sedang pendapat kedua, tidak memberlakukan hadis itu secara umum, namun mengkhususkan hanya untuk sholat jamaah, bukan sholat munfarid (sendiri). Imam Nawawi menyatakan : “Adapun wanita, maka sholat jamaah mereka di rumah lebih utama [daripada jamaah di masjid]… Sholat berjamaah wanita lebih utama daripada hadirnya wanita [sholat berjamaah] di masjid-masjid.” (Imam Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab, 4/197-198).

Dengan perkataan lain, jika wanita di rumah sholat sendiri, sedang di masjid sholat berjamaah, yang utama adalah sholat berjamaah di masjid.
Pendapat kedua ini sebenarnya telah men-jama’ (mengkrompomikan / menggabungkan) hadis di atas dengan hadis keutamaan sholat jamaah, yaitu sabda Nabi SAW : “Sholat jamaah lebih utama daripada sholat sendiri dengan 27 derajat.” (Bukhari no 609; Muslim no 1038).

Menurut kami, pendapat kedua ini lebih rajih, karena telah mengamalkan dua dalil, yaitu hadis keutamaan shalat di rumah (wa buyutuhunna khair lahunna) dengan hadis keutamaan sholat jamaah (shalatul jama’ah tafdhulu). Sedang pendapat pertama hanya mengamalkan satu dalil, yaitu hanya hadis keutamaan shalat di rumah (wa buyutuhunna khair lahunna).

Padahal kaidah ushuliyah menyebutkan : I’maalu ad-dalilaini aula min ihmaali ahadimaa bi al-kulliyyah (Mengamalkan dua dalil adalah lebih utama daripada meninggalkan satu dalil secara keseluruhan.) (An-Nabhani, Al-Syakhshiyyah Al-Islamiyyah, 3/492).

Dari seluruh uraian di atas, kesimpulannya adalah :
(1) hukumnya mubah bagi wanita sholat berjamaah di masjid, dengan syarat ada izin dari suami/wali dan tak memakai wangi-wangian.
(2) Yang lebih utama bagi wanita adalah sholat di rumah, jika sholatnya sholat jamaah, bukan sholat sendiri.  
Wallahu a’lam 


Muhammad Shiddiq Al-Jawi

KANDUNGAN MAKNA TEMBANG JAWA ILIR - ILIR

Lir-ilir, lir-ilir
tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Yo surako… surak hiyo…


Sayup-sayup bangun (dari tidur)
Pohon sudah mulai bersemi,
Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru
Anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,?
walaupun licin(susah) tetap panjatlah untuk mencuci pakaian
Pakaian-pakaian yang koyak(buruk) disisihkan
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung terang rembulannya
Mumpung banyak waktu luang
Mari bersorak-sorak ayo…


Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah. Carrol McLaughlin, seorang profesor harpa dari Arizona University terkagum kagum dengan tembang ini, beliau sering memainkannya. Maya Hasan, seorang pemain Harpa dari Indonesia pernah mengatakan bahwa dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini. Para pemain Harpa seperti Maya Hasan (Indonesia), Carrol McLaughlin (Kanada), Hiroko Saito (Jepang), Kellie Marie Cousineau (Amerika Serikat), dan Lizary Rodrigues (Puerto Rico) pernah menterjemahkan lagu ini dalam musik Jazz pada konser musik “Harp to Heart“.

Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya

Lir-ilir, lir-ilir tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.

tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar. Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.

Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi. Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno” ? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.

Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro. Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.

Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir. Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.

dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.

Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Para wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.
Yo surako surak hiyo. Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai “mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25)


Ilir-ilir, Ilir-ilir, tandure (hu)wus sumilir
(BI) Bangunlah, bangunlah, tanamannya telah bersemi
(*) Kanjeng Sunan mengingatkan agar orang-orang Islam segera bangun dan bergerak. Karena saatnya telah tiba. Karena bagaikan tanaman yang telah siap dipanen, demikian pula rakyat di Jawa saat itu (se
telah kejatuhan Majapahit) telah siap menerima petunjuk dan ajaran Islam dari para wali.

Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar
(BI) Bagaikan warna hijau yang menyejukkan, bagaikan sepasang pengantin baru
( *) Hijau adalah warna kejayaan Islam, dan agama Islam disini digambarkan seperti pengantin baru yang menarik hati siapapun yang melihatnya dan membawa kebahagiaan bagi orang-orang sekitarnya.

Cah angon, cah angon, penek(e)na blimbing kuwi
(BI) Anak gembala, anak gembala, tolong panjatkan pohon belimbing itu.
(*) Yang disebut anak gembala disini adalah para pemimpin. Dan belimbing adalah buah bersegi lima, yang merupakan simbol dari lima rukun Islam dan sholat lima waktu. Jadi para pemimpin diperintahkan oleh Sunan Kalijaga untuk memberi contoh kepada rakyatnya dengan menjalankan ajaran Islam secara benar. Yaitu dengan menjalankan lima rukun Islam dan sholat lima waktu.

Lunyu-lunyu penek(e)na kanggo mbasuh dodot (s)ira
(BI) Biarpun licin, tetaplah memanjatnya, untuk mencuci kain dodot mu.
(*) Dodot adalah sejenis kain kebesaran orang Jawa yang hanya digunakan pada upacara-upacara atau saat-saat penting. Dan buah belimbing pada jaman dahulu, karena kandungan asamnya sering digunakan sebagai pencuci kain, terutama untuk merawat kain batik supaya tetap awet. Dengan kalimat ini Sunan Kalijaga memerintahkan orang Islam untuk tetap berusaha menjalankan lima rukun Islam dan sholat lima waktu walaupun banyak rintangannya (licin jalannya). Semuanya itu diperlukan untuk menjaga kehidupan beragama mereka. Karena menurut orang Jawa, agama itu seperti pakaian bagi jiwanya. Walaupun bukan sembarang pakaian biasa.

Dodot (s)ira, dodot (s)ira kumitir bedah ing pingggir
(BI) Kain dodotmu, kain dodotmu, telah rusak dan robek
(*) Saat itu kemerosotan moral telah menyebabkan banyak orang meninggalkan ajaran agama mereka sehingga kehidupan beragama mereka digambarkan seperti pakaian yang telah rusak dan robek.

Dondomana, jlumatana, kanggo seba mengko sore
(BI) Jahitlah, tisiklah untuk menghadap (Gustimu) nanti sore
(*) Seba artinya menghadap orang yang berkuasa (raja/gusti), oleh karena itu disebut 'paseban' yaitu tempat menghadap raja. Di sini Sunan Kalijaga memerintahkan agar orang Jawa memperbaiki kehidupan beragamanya yang telah rusak tadi dengan cara menjalankan ajaran agama Islam secara benar, untuk bekal menghadap Allah SWT di hari nanti.

Mumpung gedhe rembulane, mumpung jembar kalangane
(BI) Selagi rembulan masih purnama, selagi tempat masih luas dan lapang
(*) Selagi masih banyak waktu, selagi masih lapang kesempatan, perbaikilah kehidupan beragamamu.

Ya suraka, surak hiya
(BI) Ya, bersoraklah, berteriak-lah IYA
(*) Di saatnya nanti datang panggilan dari Yang Maha Kuasa nanti, sepatutnya bagi mereka yang telah menjaga kehidupan beragamanya dengan baik untuk menjawabnya dengan gembira.


***

Demikianlah petuah dari Sunan Kalijaga lima abad yang lalu, yang sampai saat ini pun masih tetap terasa relevansinya. Semoga petuah dari salah seorang waliyullah kenamaan ini membuat kita semakin bersemangat dalam menjalankan ibadah

  
* Diambil dari berbagai sumber. Mohon dikoreksi jika ada kesalahan, karena saya juga manusia yang tak pernah lepas dari salah dan dosa.
 

Wanita

Jika engkau tanya padaku
Apakah senjata wanita yang
paling
bahaya?

Pasti ku katakan
MATA

Kenapa matanya?

Kerana kerlingannya
Membuai perasaan
Kerana lirikannya
Terlalu mengasyikkan
Kerana renungannya
Sungguh melalaikan
Apatah lagi air matanya

Ahhhh usah dikatakan!

Ketahuilah wanita,
Jika engkau solehah
Engkaulah sebaik-baik perhiasan
dunia

Oleh itu tundukkan lah
pandanganmu itu!

Terutama pandangan yang ada
maksud
tersirat
Pandangan yang cukup menjerat
Membawa ke lembah maksiat


Apa adakah lagi yang bahaya
selain
matanya?



Ada!

Apa dia?

MULUT

Kenapa mulutnya?

Kerana kuntuman senyumannya
Menggegarkan iman
Kemerduan suara darinya
Melemahkan fikiran
Ketawa manja darinya
Terlalu menghiburkan
Pujuk rayu darinya
Sungguh mencairkan
Belum lagi umpatan darinya
Habis pahala bertaburan!


Oleh itu wahai wanita
Jika benar syurga itu impianmu


Peliharalah mulutmu itu!
Berhentikanlah umpatanmu itu!


Sucikanlah perkataanmu
Perbanyakkanlah zikirmu
Sesungguhnya
Itulah yang lebih baik buatmu

Untuk ku dan dirimu,
inshaa Allah

Surat Cinta untuk seorang Pembohong

Dear Pembohong sayang,

Bagaimana kabarmu hari ini?

Oh maaf, aku lupa jika engkau adalah seorang pembohong, jadi bukanlah hal yang penting untukku jika aku menanyakan keadaanmu hari ini, toh aku tak akan pernah tahu dengan pasti, apakah keadaan yang engkau gambarkan itu merupakan kenyataanmu atau imajinasimu saja. jadi.. maafkan aku.

Pada suratku hari ini, ada sesuatu hal yang ingin aku sampaikan kepadamu sayang, yaitu:

"Allah tidak menciptakan suatu hal untuk sesuatu yang sia-sia"

selalu ada manfaat positif dari semua hal yang diciptakanNya, demikian pula pada kemampuanmu untuk berdusta.

kamu tahu tahu sayang, dari pada engkau mengumbar cerita dustamu itu untuk menarik simpati orang dan merugikannya, akan lebih baik engkau menceritakan kisah-kisah dustamu itu dalam sebuah tulisan, cerpen, novel  dan atau engkau menjadi seorang pendongeng profesional yang mengisahkan berbagai macam pengalaman khayalmu itu di depan khalayak ramai, di cafe-cafe, dalam siaran radio atau televisi.

Sungguh merupakan kebanggaan bagiku, ketika melihatmu menjadi manusia sukses dan berguna seperti itu.

Semoga Allah memudahkan engkau menuju jalan tobatmu.. Amiin

Bandung, 9 Maret 2011


Musaffa Haidir
seseorang yang diperintah untuk berdakwah dengan cinta

Perkara Yang Dilalaikan Wanita Muslimah

Ustadz Aris Munandar, SS

Pertama: Mewarnai kuku dengan pacar

عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ أَوْمَتِ امْرَأَةٌ مِنْ وَرَاءِ سِتْرٍ بِيَدِهَا كِتَابٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَبَضَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يَدَهُ فَقَالَ « مَا أَدْرِى أَيَدُ رَجُلٍ أَمْ يَدُ امْرَأَةٍ ». قَالَتْ بَلِ امْرَأَةٌ. قَالَ « لَوْ كُنْتِ امْرَأَةً لَغَيَّرْتِ أَظْفَارَكِ ». يَعْنِى بِالْحِنَّاءِ.

Dari Aisyah, “Ada seorang perempuan menyodorkan sebuah surat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari balik tirai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menarik tangan beliau sambil berkata, ‘Aku tidak tahu apakah ini tangan laki-laki ataukah tangan perempuan’. Perempuan tersebut menjawab, ‘Bahkan tangan perempuan’. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika engkau memang perempuan tentu engkau akan mewarnai kukumu” yaitu dengan pacar (HR Abu Daud no 4166, dinilai hasan oleh al Albani).

Sangat disayangkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini telah ditinggalkan berganti dengan mewarnai kuku yang panjang dengan kuteks, mirip sudah dengan perempuan-perempuan kafir.


Kedua: Memanjangkan ujung kain bagi perempuan

عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ أَبِى عُبَيْدٍ أَنَّهَا أَخْبَرَتْهُ أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- حِينَ ذَكَرَ الإِزَارَ فَالْمَرْأَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « تُرْخِى شِبْرًا ». قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ إِذًا يَنْكَشِفُ عَنْهَا. قَالَ « فَذِرَاعًا لاَ تَزِيدُ عَلَيْهِ ».

Dari Shafiyah binti Abu Ubaid, beliau bercerita bahwa Ummi Salamah, istri Nabi berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau membicarakan larangan isbal (celana di bawah mata kaki, ed) bagi laki-laki, “Bagaimana dengan perempuan, wahai Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaknya perempuan memanjangkan ujung kainnya sebanyak sejengkal (dari mata kaki)”. Ummu Salamah berkata, “Jika demikian, ada bagian tubuh perempuan yang masih mungkin untuk tersingkap”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika demikian, ditambahkan satu hasta (dua jengkal)-dari mata kaki-tapi tidak boleh lebih dari itu” (HR Abu Daud no 4117, dinilai shahih oleh al Albani).

Ini adalah suatu sunnah Nabi yang telah ditinggalkan oleh banyak muslimah bahkan meski sudah bertahun-tahun komitmen dengan jilbab.

Ketiga: Betah di rumah

Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

Yang artinya, “Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS al Ahzab:33).

Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan”.

وذكر أن سودة قيل لها: لم لا تحجين ولا تعتمرين كما يفعل أخواتك ؟ فقالت: قد حججت واعتمرت، وأمرني الله أن أقر في بيتي.
قال الراوي:فوالله ما خرجت من باب حجرتها حتى أخرجت جنازتها.

Disebutkan bahwa ada orang yang bertanya kepada Saudah -istri Rasulullah-, “Mengapa engkau tidak berhaji dan berumrah sebagaimana yang dilakukan oleh saudari-saudarimu (yaitu para istri Nabi yang lain, pent)?” Jawaban beliau, “Aku sudah pernah berhaji dan berumrah, sedangkan Allah memerintahkan aku untuk tinggal di dalam rumah”. Perawi mengatakan, “Demi Allah, beliau tidak pernah keluar dari pintu rumahnya kecuali ketika jenazahnya dikeluarkan untuk dimakamkan”. Sungguh moga Allah ridha kepadanya. (Tafsir al Qurthubi ketika menjelaskan ayat di atas).

Ibnul ‘Arabi bercerita, “Aku sudah pernah memasuki lebih dari seribu perkampungan namun aku tidak menjumpai perempuan yang lebih terhormat dan terjaga melebihi perempuan di daerah Napolis, Palestina, tempat Nabi Ibrahim dilempar ke dalam api. Selama aku tinggal di sana aku tidak pernah melihat perempuan di jalan saat siang hari kecuali pada hari Jumat. Pada hari itu para perempuan pergi ke masjid untuk ikut shalat Jumat sampai masjid penuh dengan para perempuan. Begitu shalat Jumat berakhir mereka segera pulang ke rumah mereka masing-masing dan aku tidak melihat satupun perempuan hingga hari Jumat berikutnya” (Tafsir al Qurthubi ketika menjelaskan al Ahzab:33).

عن عبد الله : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : إن الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ و أقرب ما تكون من وجه ربها و هي في قعر بيتها

Dari Abdullah, dari Nabi beliau bersabda, “Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya” (HR Ibnu Khuzaimah no 1685, sanadnya dinilai shahih oleh al Albani).

Keempat: Perempuan ketika keluar rumah tidak mengenakan minyak wangi
 
عَنْ أَبِى مُوسَى عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُلُّ عَيْنٍ زَانِيَةٌ وَالْمَرْأَةُ إِذَا اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ بِالْمَجْلِسِ فَهِىَ كَذَا وَكَذَا يَعْنِى زَانِيَةً ».

Dari Abu Musa, dari Nabi, “Semua mata yang melihat hal yang terlarang itu telah berzina. Perempuan yang memakai wewangian lalu melalui sekelompok laki-laki yang sedang duduk-duduk maka perempuan tersebut adalah demikian dan demikian yaitu pelacur” (HR Tirmidzi no 2786, dinilai hasan oleh al Albani).
 
عَنِ الأَشْعَرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِىَ زَانِيَةٌ ».

Dari al Asy’ari, Rasulullah bersabda, “Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur” (HR Nasai no 5126, dinilai hasan oleh al Albani).
 
عن يحيى بن جعدة أن عمر بن الخطاب خرجت امرأة على عهده متطيبة فوجد ريحها فعلاها بالدرة ثم قال تخرجن متطيبات فيجد الرجال ريحكن وإنما قلوب الرجال عند أنوفهم اخرجن تفلات
 
Dari Yahya bin Ja’dah, “Di masa pemerintahan Umar bin Khatab ada seorang perempuan yang keluar rumah dengan memakai wewangian. Di tengah jalan, Umar mencium bau harum dari perempuan tersebut maka Umar pun memukulinya dengan tongkat. Setelah itu beliau berkata, “Kalian, para perempuan keluar rumah dengan memakai wewangian sehingga para laki-laki mencium bau harum kalian?!! Sesungguhnya hati laki-laki itu ditentukan oleh bau yang dicium oleh hidungnya. Keluarlah kalian dari rumah dengan tidak memakai wewangian” (HR Abdurrazaq dalam al Mushannaf no 8107).
 
عن بن جريج عن عطاء قال كان ينهى أن تطيب المرأة وتزين ثم تخرج

Dari Juraij, Atha, seorang tabiin, melarang perempuan yang hendak keluar rumah untuk memakai wewangian dan berdandan (Riwayat Abdur Razaq no 8108).
 
عن إبراهيم قال طاف عمر بن الخطاب في صفوف النساء فوجد ريحا طيبة من رأس امرأة فقال لو أعلم أيتكن هي لفعلت ولفعلت لتطيب إحداكن لزوجها فإذا خرجت لبست أطمار وليدتها قال فبلغني أن المرأة التي كانت تطيبت بالت في ثيابها من الفرق

Dari Ibrahim, Umar (bin Khatab) memeriksa shaf shalat jamaah perempuan lalu beliau mencium bau harum dari kepala seorang perempuan. Beliau lantas berkata, “Seandainya aku tahu siapa di antara kalian yang memakai wewangian niscaya aku akan melakukan tindakan demikian dan demikian. Hendaklah kalian memakai wewangian untuk suaminya. Jika keluar rumah hendaknya memakai kain jelek yang biasa dipakai oleh budak perempuan”. Ibrahim mengatakan, “Aku mendapatkan kabar bahwa perempuan yang memakai wewangian itu sampai ngompol karena takut (dengan Umar)” (Riwayat Abdur Razaq no 8118).

Hanya Allah yang memberi taufik

Kata Mutiara Islami tentang Cinta

Kata cinta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan wakil dari perasaan kasih, sayang, atau rindu yang sangat dalam. Namun dalam konteks atau kadar kalimat tertentu, ia bisa juga mewakili perasaan sedih.


Cinta adalah salah satu sumber kekuatan unik dalam diri manusia. Ia menjadi tenaga penggerak hati dan jiwa yang akan menghasilkan sikap, perbuatan dan perilaku. Cinta bisa seperti yang terurai dalam sebait sajak dari film laris indonesia, Ketika Cinta Bertasbih:




Cinta adalah kekuatan yg mampu
mengubah duri jadi mawar
mengubah cuka jadi anggur
mengubah sedih jadi riang
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah jadi muhibah.

Namun demikian, cinta pun bisa menghasilkan perubahan yang sebaliknya: mengubah mawar menjadi duri, dan seterusnya.
Hal yang demikian bisa terjadi karena cinta bersemayam di dalam hati yang bersifat labil. Seperti sabda Rasulullah saw. hati itu bersifat gampang terbolak-balik bagaikan bulu yang terombang-ambing oleh angin yang berputar-putar. Sebagaimana amal-amal dan perilaku kita yang senantiasa bersumber dari niat dan motivasi di dalam hati, maka cinta pun bisa mewujud dengan dasar niat yang beraneka rupa. Ada cinta yang tulus, penuh kerelaan. Namun ada pula cinta yang penuh duri dan racun. Ada cinta yang merupakan buah keimanan dan ketaqwaan. Namun ada pula cinta yang berlandaskan nafsu hina.
Bagi seorang muslim dan beriman, cnta terbesar dan cinta hakiki ialah cinta kepada Allah. Bentuk cinta dapat kita wujudkan dalam berbagai rupa tanpa batas ruang dan waktu dan kepada siapa atau apa saja asalkan semuanya bersumber dari kecintaan kita kepada Allah dan karena menggapai ridha-Nya.
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)

Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah Muhammad saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Ali Imran: 31)

"Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah."
(HR. At Tirmidzi)

Kata-kata mutiara tentang cinta

Agar cinta tidak menjerumuskan kita ke dalam lubang kehinaan, ada baiknya kita mengambil hikmah dari sumber-sumber islam dan perkataan para ulama berikut ini.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.
Hamka


Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan sengat, tetapi membangkitkan semangat.
Hamka

Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.

Ar Rabi’ bin Anas (Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)

Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.
Salman al Farisi (Az Zuhd, Imam Ahmad)

Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya.
Malik bin Dinar (Hilyatul Auliyaa’)

Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.
Ali bin Abi Thalib


Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.
A’idh Al-Qorni


Demikianlah beberapa kutipan dari sedikit tokoh-tokoh islam yang semoga bisa kita ambil hikmahnya. Semoga Allah memudahkan saya untuk menambah koleksi ini dan memberikan manfaat kepada pembacanya.

ditulis oleh : alhabib

Siapakah Suami bagi Wanita Penghuni Surga...?

tidak ada seorang wanita tua di surga, semua kembali menjadi gadis2

PERTANYAAN:

Assalamu'alaikum.

Ustadz, teman ana bertanya sbb: Seorang istri mendapat syafaat dari suaminya –misalnya ibadah jihad– jika suaminya memilih bidadari surga sebagai istrinya, apakah istrinya yang di dunia akan menjadi istrinya di syurga, atau istrinya menikah dengan bidadara syurga? Bagaimana jawabannya? Wassalamu'alaikum,

Fulanah, Bogor.

JAWABAN:

Alhamdulillah washolaatu wassalamu 'alaa Rasulillah waba'du,

Ummi di Bekasi, karena pertanyaan ini berkaitan dengan aqidah, maka kami akan menjawab dengan menukil fatwa ulama.

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata, bahwa Allah Azza wa Jalla hanya menyebutkan istri bagi suami (dalam surga) karena suami biasanya yang mencari dan dialah yang menginginkan terhadap wanita, oleh karena itu disebutkan istri-istri bagi para pria di dalam surga dan tidak disebutkan suami-suami bagi kaum wanita. Akan tetapi hal itu tidak bermakna mereka wanita tidak mendapatkan suami, namun mereka memiliki suami dari bangsa manusia.

Wanita di dunia tidak terlepas dari keadaan-keadaan berikut yaitu:

1. Apabila wanita tersebut meninggal sebelum menikah yakni masih perawan,maka di surga kelak Allah Azza wa Jalla akan menikahkan wanita tersebut dengan dengan seorang laki dari penduduk bumi berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

عن محمد قال: اما تفاخروا واما تذاكروا: الرجال في الجنة اكثر ام النساء؟ فقال ابو هريرة: او لم يقل ابو القاسم صلى الله عليه وسلم "ان اول زمرة تدخل الجنة على صورة القمر ليلة البدر. والتي تليها على اضوا كوكب دري في السماء. لكل امرئ منهم زوجتان اثنتان. يرى مخ سوقهما من وراء اللحم. وما في الجنة أعزب؟"

Dari Muhammad berkata: “Apakah mereka saling berbangga atau saling mengingatkan: kaum laki di surga lebih banyak atau wanita? Maka Abu Hurairah berkata: Bukankah Abul Qasim shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya kelompok pertama yang masuk surga menyerupai bentuk bulan purnama, kemudian yang berikutnya secerah cahaya bintang di langit, setiap orang di sana memiliki dua orang istri, di mana dia dapat melihat sumsum mereka dari balik dagingnya. Dan di surga tidak ada bujangan” (HR Muslim No. 5062 Juz: 13 hal: 467, Maktabah Syamilah).

Syaikh Utsaimin berkata: “Apabila wanita tersebut belum pernah menikah di dunia maka Allah akan menikahkannya dengan laki-laki yang disukainya di surga. Karena kenikmatan di surga tidak hanya terbatas untuk kaum laki saja, namun juga untuk kaum laki dan wanita, di mana yang termasuk kenikmatan: adalah menikah.

2. Kondisi nomor satu di atas juga berlaku bagi wanita yang meninggal namun bercerai.

3. Kondisi nomor satu di atas berlaku pula bagi wanita yang suaminya bukan termasuk penghuni surga.

Syaikh Utsaimin berkata: “Apabila wanita tersebut termasuk ahli surga dan belum menikah, atau suaminya bukan termasuk ahli surga, maka apabila dia masuk surga maka di surga ada kaum laki-laki yang belum menikah sebelumnya, maka dia menikah dengan salah satu wanita tersebut.

4. Adapun wanita yang meninggal setelah menikah –dia termasuk ahli surga– maka dia menikah dengan mantan suaminya di dunia.

5. Adapun wanita yang suaminya meninggal lalu dia tidak menikah lagi setelah itu sampai dia meninggal maka wanita itu menjadi istrinya di surga.

6. Adapun wanita yang suaminya meninggal lalu dia menikah lagi sesudahnya maka wanita tadi menjadi istri bagi suaminya yang terakhir meskipun wanita tadi sudah berkali-kali menikah, maka sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam:

عن ميمون بن مهران قال : خطب معاوية رضي الله عنه أم الدرداء ، فأبت أن تزوجه و قالت : سمعت أبا الدرداء يقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " المرأة في آخر أزواجها أو قال : لآخر أزواجها " أو كما قالت - و لست أريد بأبي الدرداء بدلا ) ( سلسلة الأحاديث الصحيحة للألباني).

Dari Maimun bin Mihran berkata: Mu’awiyah radhiyallahu anhu melamar istri Abu Darda’, namun dia tidak menerimanya dan berkata: Aku mendengar Abu Darda’ berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wanita bersama suaminya yang terakhir,” dia berkata: dan aku tidak ingin pengganti untuk Abu Darda’ (hadits shahih dikeluarkan oleh Abu Ali Al-Harrani Al-Qusyairi dalam Tarikhul Riqqah (2/39/3) Silsilah Ahadits Shahihah karangan Syaikh Albani 3/25).

Juga berdasarkan perkataan Hudzaifah radhiyallahu anhu kepada istrinya:

عن حذيفة – رضي الله عنه – لامرأته : ( إن شئت أن تكوني زوجتي في الجنة فلا تزوجي بعدي فإن
المرأة في الجنة لآخر أزواجها في الدنيا فلذلك حرم الله على أزواج النبي أن ينكحن بعده لأنهن أزواجه في الجنة)).أخرجه البيهقي في السنن

Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu berkata kepada istrinya: “Jika kamu ingin menjadi istriku di surga maka jangan menikah lagi sesudahku: karena wanita di surga bersama suaminya yang terakhir di dunia oleh karena itu Allah mengharamkan kepada istri-istri Nabi untuk menikah lagi sesudahnya karena mereka adalah istri-istri Beliau di surga,” (dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam Sunannya (7/69-70).

Permasalahan: Sebagian mungkin berkata: bahwa dalam doa jenazah kita mengucapkan: "Dan gantilah untuknya suami yang lebih baik dari suaminya." Tapi apabila dia menikah, bagaimana kita mendoakannya sedangkan kita tahu bahwa suaminya di dunia adalah suaminya di surga dan apabila dia belum menikah maka di mana suaminya?

Jawabannya: Sebagaimana dikatakan Syaikh Utsaimin rahimahullah: Jika dia belum pernah menikah maka yang dimaksud yang lebih baik dari suaminya adalah suami yang telah ditentukan untuknya jika dia masih hidup, adapun jika dia pernah menikah maka yang dimaksudkan yang lebih baik dari suaminya yakni lebih baik dalam sifatnya di dunia karena pergantian adalah dengan mengganti zatnya sebagaimana jika kita menukar seekor kambing dengan unta misalnya, begitu juga dengan menggantikan sifatnya sebagaimana seandainya saya berkata kepada anda (semoga Allah mengganti kekufuran orang ini dengan keimanan, begitu pula seperti dalam firman Allah Ta’ala:

ويوم تبدل الأرض غير الأرض والسماوات

"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa" (Qs. Ibrahim 48).

Maksudnya buminya tetap bumi yang sama, akan tetapi dibentangkan dan langit pun tetap langit yang sama akan tetapi dibelah. Wallahu a’lam bis-shawab.

dari sebagian atsar dikatakan bahwa wanita dunia penghuni surga jauh lebih cantik dibandungkan bidadari surga.

Lemah lembutlah pada Gelas-gelas Kaca Itu…!

Dalam sebuah perjalanan. Ketika itu Rasulullah Saw bersama seorang budak yang biasa dipanggil dengan nama Anjasah. Suara Anjasah yang demikian besar membuat unta yang sedang dituntunnya menjingkrak-jingkrak. Setiap kali Anjasah berkata dengan suara tinggi, maka unta itu bergerak tanpa kontrol karena terkejut. Hal itu membuat para wanita yang sedang berada diatas punggung unta hampir-hampir saja terjatuh.


Melihat yang demikian itu, saking perhatiannya kepada para wanita, Rasulullah Saw segera menegur Anjasah, kemudian memintanya untuk melirihkan suaranya.


"Perlakukanlah gelas-gelas kaca itu dengan lemah lembut, hai Anjasah!!" kata beliau mengingatkan. Dan maksud dari gelas-gelas kaca itu adalah para wanita


Ungkapan yang begitu indah. Mengagumkan. Sungguh bahasa yang beliau pilih untuk mengilustrasikan karakteristik kaum wanita adalah sangat tepat. Mereka memiliki kelembutan rasa. Selembut belaian angin sepoi-sepoi, bahkan lebih lembut lagi. Mereka mempunyai kehalusan jiwa, sehalus sutera China, bahkan lebih. Hal inilah yang mendorong Rasulullah Saw begitu nyaman menyebut kaum wanita dengan istilah ‘gelas-gelas kaca’.


Gelas-gelas kaca itu bening. Sebening embun, bahkan lebih bening. Gelas-gelas kaca itu bersih. Sebersih semburat surya di waktu dhuha, bahkan lebih bersih lagi. Selalu menyenangkan hati orang yang menatapnya. Karena memang naluriah manusia cenderung mencintai keindahan. Dan gelas-gelas kaca itu punya tabiat dasar bersih serta indah. Berarti ini sangat tepat.


Wanita memiliki kelembutan jiwa, kepekaan hati serta sensitivitas rasa. Namun tabiatnya yang indah suatu saat bisa saja ternoda manakala ia keluar ataupun 'dipaksa' keluar dari rel fitrahnya. Demikian halnya dengan gelas-gelas kaca itu, ia bisa saja pecah ketika terjatuh atau dijatuhkan. Ia juga bisa kotor karena debu-debu nakal yang menempel padanya. Oleh karena itulah Rasulullah Saw begitu hati-hati dalam menyebutnya, apalagi bermuamalah dengannya.


Rifqon bil Qowārir…!!!

* Kalimat itu adalah seruan bagi kaum laki-laki untuk bersikap santun dan lemah lembut pada wanita.
 
* Ia adalah peringatan bagi orang tua agar betul-betul mendidik dan membimbing putrinya agar tidak rusak ataupun retak. Rusak akhlaknya, retak kemuliaannya.
 
* Ia adalah teguran bagi orang tua maupun para suami yang telah melalaikannya, tidak mendidiknya dengan pendidikan yang utama, tidak menjaganya dengan baik dan tidak mengajarinya akhlak atau pekerti yang luhur.
 
* ia merupakan larangan bagi siapapun yang hendak menjerumuskannya ke dalam gelombang fitnah, dan juga peringatan keras atas orang-orang yang hendak menanggalkan 'izzah-nya.**

BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN

Oleh : Dr. ‘Aidh al-Qarni

Wahai manusia,
Setelah lapar ada kenyang,
Setelah haus ada kepuasan,
Setelah bergadang ada tidur pulas,
Dan setelah sakit ada kesembuhan.

Setiap yang hilang pasti ketemu,
Dalam kesesatan akan datang petunjuk,
Dalam kesulitan ada kemudahan,
Dan setiap kegelapan akan terang benderang.

“Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan
(kepada Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya.”
(QS. Al-Maidah: 52)

Sampaikan kabar gembira kepada malam hari
Bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya
dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah.

Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan,
Bahwa pertolongan akan datang secepat kelebat cahaya dan kedipan mata.

Kabarkan juga kepada orang yang ditindas,
Bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba.

Saat Anda melihat hamparan padang sahara
yang seolah memanjang tanpa batas,
Ketahuilah bahwa dibalik kejauhan itu
terdapat kebun yang rimbun penuh hijau dedaunan.

Ketika Anda melihat seutas tali meregang kencang,
Ketahuilah bahwa, tali itu akan segera putus.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman,
Ketakutan akan berakhir dengan rasa aman,
Dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.


Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam.
Dan itu, karena pertolongan Ilahi membuka “jendela” seraya berfirman:
“Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.”
(QS. Al-Anbiya’ : 69)

 



Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa ‘Alaihissalam).
Itu, karena suara agung kala itu telah bertitah,
“Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku,
kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”
(QS. Asy-Syu’ara: 62).

Ketika bersembunyi dari kaum kafir dalam sebuah gua,
Nabi Muhammad Saw yang ma’shum mengabarkan kepada Abu Bakar
bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka.
Sehingga, rasa aman, tentram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar.


Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas
dan pada kondisi yang (mungkin) sangat kelam,
Umumnya hanya akan merasa kesusahan, kesengsaraan,
dan keputusasaan dalam hidup mereka.
Itu, karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar
dan pintu rumah-rumah mereka.
Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai kebelakang tabir
dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar rumahnya.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun,
Karena setiap keadaan pasti berubah.

Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar.
Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir,
Tahun demi tahun akan selalu berganti,
Malam demi malam pun datang silih berganti.
Meski demikian, yang gaib tetap tersembunyi,
Dan sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya.
Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua.
Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.

Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.
 

Tak akan ku lupakan...



Terkadang aku lupa
untukku, ....
engkau begitu sempurna
mengisi kekuranganku,
melengkapi hidupku
menjadi kunci separuh agamaku

Terkadang aku lupa
untukku, ...
engkau begitu berharga
menanti datangku...,
menyambut dengan senyummu,
menghapus penat fikiranku
mengisi ruang indah bahagiaku


Terkadang aku lupa
untukku, ...
engkau begitu mempesona
sabar dalam menghadapiku
qonaah berjuang bersamaku
istiqomah meneguhkan arah bahteraku
menentramkan hati dan yakinku

Terkadang aku lupa
untukku, ...
engkau begitu setia
menungguku dalam ikhtiarku
menjaga amanahku dengan teguh
mendo'akanku, meski tanpa aku tahu
Ridho..., apa adanya diriku

Terkadang aku lupa
untukku, ...
engkau begitu sholihah
taat di jalan Tuhanmu
ikhlas menerimaku sebagai imam mu
mendukungku dalam taqoorub kepada rabbku
menyisihkan sebagian hak mu
mengendalikan ego mu

Robbana hab lanaa ...
min azwajina wa dzurriyyatina
Qurrota a'yunin,
waj'alna lilmuttaqina imamaa

Sungguh, engkau anugerah yang indah ...
tak ingin kulupakan dalam setiap do'a
kan kugenggam erat tanganmu ...,
disetiap langkahku menuju ridho-Nya

================================
Teruntuk keluarga Indonesia yang luarbiasa, 
para suami dan isteri yang meneguhkan cinta menuju ridho-Nya
Semoga cinta kita semua berbuah syurga. amin.

Dengan cinta-Nya, ku menjagamu

Ketika engkau bertanya tentang cintaku ...
Sungguh, cintaku hanyalah cinta yang biasa
Cinta seorang anak manusia
Berharap ridlo Tuhannya


Cintaku seluas lautan
Cintaku sebesar Gunung menjulang di daratan
Cintaku sebanyak bintang bertebaran
Cintaku sepanjang mata memandang


Cintaku pancarkan sinar bak matahari dan bulan
Cintaku mampu memadukan kutub utara dan selatan
Cintaku mampu redakan panas yang gersang
Cintaku mampu hangatkan dingin yang menusuk tulang

Namun ...
Cintaku terkadang menihilkan logikaku
Cintaku terkadang membutakan mataku, menutup telingaku
Cintaku terkadang menghalangi cahaya, hidayah menuju kalbuku
Cintaku terkadang beriring api, menguapkan unsur air dalam diri yang suci

Sungguh ...
Cintaku belumlah cukup,
Membimbingmu dalam kedewasaan
Menuntunmu dalam kegelapan dan kealpaan
Mengarahkanmu dalam hakikat keberkahan dan kemuliaan
Menjagamu dalam suci lahir bathin, anugerah tiap kehidupan

Hanya dengan cinta-Nya, ku bisa menjagamu
Cinta Sang Pencipta dalam firman-Nya
Cinta Sang Murobbi dalam Ajaran Rasul-Nya
Cinta Sang Maha Pencinta, dalam hikmah dan takdir terbaiknya

Hanya dengan cinta-Nya, ku bisa menjagamu
Cinta yang tak sekedar indah, namun penuh keberkahan
Cinta yang termaktub dalam perintah, tak pernah kering akan pelajaran
Cinta yang tersirat dalam larangan, syarat akan kebaikan

Hanya dengan cinta-Nya, ku bisa menjagamu
Menghindarkan yang tak halal
Bersabar dalam dzikir dan istighfar
Menjalankan yang ma'ruf
Menjauhkan diri dari yang mungkar

Hanya dengan cinta-Nya, ku bisa menjagamu
Mengaitkan ikhtiar dan do'a, menjemput masa depan lebih cerah
Mengamalkan Firman-Nya, mengikuti sunnah Rasul-Nya
Menggapai ridho-Nya ...
Naungan dari panas membara padang mahsyar, pahala atas cinta yang terjaga

laa tahzan, innalloha ma'ana ...
Jangan bersedih, Sungguh ... Allah bersama kita
yakinlah ...,
bahwa kita bisa ...
kan jauh lebih indah pada waktunya
kan semakin berkah dengan ridho-Nya
kan lebih abadi dengan cinta-Nya


=========================================
Untuk kita semua yang mencintai dengan berharap ridho-Nya
=========================================

Engkaukah itu?



Sebuah rahasia ...
ya..., sebuah rahasia Sang Pencipta
indah dalam gelap terangnya
mempesona dalam suka dan dukanya
ujian atas ikhlas yang terasah

Mungkin kan ada tangis ..., bahagia
atau sekedar tawa..., tak disangka
Mungkin kan ada kecewa ..., penuh hikmah
atau sekedar penyesalan, tertaut qodarnya

Engkaukah itu ...?
Belahan hatiku ...,
pelangi langit bahagiaku..,
Penyempurna separuh agamaku ...
yang kan ku bela dengan segala daya upaya
yang kan ku jaga dengan jiwa raga

Engkaukah itu ...?
Menemaniku, dalam tawa
di sisiku, saat duka
tersenyum untukku, saat lelah
bersama menggapai ridlo-Nya

Engkaukah itu ...?
memotivasiku, di saat gagal asaku
menyemangatiku, di saat ku pikul bebanku
mengusap keringatku, berat tanggungjawabku
bersama, berjuang membuka pintu berkah rabbku

Engkaukah itu ...?
yang kan kupertanggungjawabkan di depan Sang Pencipta
yang kan ku buat bahagia, dalam mawaddah wa rohmah
yang kan ku bimbing mengamalkan Sunnah Nabi-Nya
yang kan ku dekap, dalam anugerah halal cinta-Nya

Engkaukah itu ...?
cahaya yang membuat hatiku lebih terang
nafas yang membuat suaraku lebih lantang
penopang yang membuat lariku semakin kencang
inspirasi yang membuat logikaku lebih tajam dari pedang

Engkaukah itu ...?
hingga kini, aku tak tahu ...
sampai detik ini, tabir itu belum terbuka untukku ...
Ya Rabb ..., kupersembahkan do'a dan ikhtiarku kepada-Mu.

===============================
Tuk semua yang sedang berikhtiar dan berdo'a menyempurnakan separuh agamanya,
tetap semangat yaa ...