Pages

Bersikap Muahadah, Mujahadah, Muraqabah, Muhasabah, dan Muaqabah dalam Membangun Hari Esok yang lebih baik

Oleh : H. Mas’oed Abidin


يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa (orang) memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al Hasyr : 18)
Adalah menjadi kewajiban setiap orang merancang dan mempersiapkan hari esok yang lebih baik.
jpeg-image-236c397290-pixelstangga-al-haramNabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa seorang akan merugi kalau hari esoknya sama saja dengan hari ini, bahkan dia menjadi terkutuk jika hari ini lebih buruk dari kemarin. Seseorang baru dikatan bahagia, jika hari esok itu lebih baik dari hari ini.
Membangun hari esok yang baik, sesuai dengan ayat (wahyu Allah SWT) di atas dimulai dengan perintah bertaqwa kepada Allah dan di akhiri dengan perintah yang sama. Ini mengisyaratkan bahwa landasan berfikir, serta tempat bertolak untuk mempersiapkan hari esok haruslah dengan taqwa.
Semestinya orang Mukmin punya langkah antisipatif terhadap kemungkinan yang dapat terjadi esok disebabkan kelalaian hari ini.
Seorang mukmin sudah dapat memprediksi dan mempersiapkan hari esok yang lebih baik, dinamis, lebih mapan, lebih produktif dari pada hari ini.
Simpulannya, mesti ada peningkatan prestasi dari hari ke hari. Hari esok dapat berarti masa depan dalam kehidupan pendek di dunia ini.
Hari esok juga berarti pula hari esok yang hakiki, yang kekal abadi di akhirat kelak.
Hari esok mesti dirancang harus lebih baik dari hari ini, dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan melaksanakan lima “M ” ; yaitu Mu’ahadah, Mujahadah, Muraqabah, Muhasabah, dan Mu’aqabah.[1]


1. Mu’ahadah
Mu’ahadah adalah mengingat perjanjian dengan Allah SWT. Sebelum manusia lahir ke dunia, masih berada pada alam gaib, yaitu di alam arwah, Allah telah membuat “kontrak” tauhid dengan ruh.
Kontrak tauhid ini terjadi ketika manusia masih dalam keadaan ruh belum berupa materi (badan jasmani). Karena itu, logis sekali jika manusia tidak pernah merasa membuat kontrak tauhid tersebut.
Mu’ahadah konkritnya diikrarkan oleh manusia mukmin kepada Allah setelah kelahirannya ke dunia, berupa ikrar janji kepada Allah. Wujudnya terefleksi minimal 17 kali dalam sehari dan semalam, bagi yang menunaikan shalat wajib, sebagaimana tertera di dalam surat Al Fatihah ayat 5 yang berbunyi: “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. Artinya, engkau semata wahai Allah yang kami sembah, dan engkau semata pula tempat kami menyandarkan permohonan dan permintaan pertolongan.
Ikrar janji ini mengandung ketinggian dan kemantapan aqidah. Mengakui tidak ada lain yang berhak disembah dan dimintai pertolongan, kecuali hanya Allah semata.
Tidak ada satupun bentuk ibadah dan isti’anah (Permintaan Pertolongan) yang boleh dialamatkan kepada selain Allah SWT.[2]
Mu’ahadah yang lain adalah ikrar manusia ketika mengucapkan kalimat “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya kuperuntukkan (ku-abdikan) bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam.”


2. Mujahadah
Mujahadah berarti bersungguh hati melaksanakan ibadah dan teguh berkarya amal shaleh, sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah SWT yang sekaligus menjadi amanat serta tujuan diciptakannya manusia.
Dengan beribadah, manusia menjadikan dirinya ‘abdun (hamba) yang dituntut berbakti dan mengabdi kepada Ma’bud (Allah Maha Menjadikan) sebagai konsekuensi manusia sebagai hamba wajib berbakti (beribadah).
Mujahadah adalah sarana menunjukkan ketaatan seorang hamba kepada Allah, sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Di antara perintah Allah SWT kepada manusia adalah untuk selalu berdedikasi dan berkarya secara optimal.
Hal ini dijelaskan di dalam Al Qur’an Surat At Taubah ayat: 5,
“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepada kamu apa-apa yang telah kamu kerjakan.”
Orang-orang yang selalu bermujahadah merealisasikan keimanannya dengan beribadah dan beramal shaleh dijanjikan akan mendapatkan petunjuk jalan kebenaran untuk menuju (ridha) Allah SWT hidayah dan rusyda yang dijanjikan Allah diberikan kepada yang terus bermujahadah dengan istiqamah.
Kecerdasan dan kearifan akan memandu dengan selalu ingat kepada Allah SWT, tidak terpukau oleh bujuk rayu hawa nafsu dan syetan yang terus menggoda.
Situasi batin dari orang-orang yang terus musyahadah (menyaksikan) keagungan Ilahi amat tenang. Sehingga tak ada kewajiban yang diperintah dilalaikan dan tidak ada larangan Allah yang dilanggar.
Jiwa yang memiliki rusyda terus hadir dengan khusyu’. Inilah sebenarnya yang disebut mujahidin ‘ala nafsini wa jawarihihi, yaitu orang yang selalu bersungguh dengan nuraninya dan gerakannya.
Syeikh Abu Ali Ad Daqqaq mengatakan: “Barangsiapa menghias lahiriahnya dengan mujahadah, Allah akan memperindah rahasia batinnya melalui musyahadah.”
Imam Al Qusyairi an Naisaburi [3] mengomentari tentang mujahadah sebagai berikut:
« Jiwa mempunyai dua sifat yang menghalanginya dalam mencari kebaikan; Pertama larut dalam mengikuti hawa nafsu, Kedua ingkar terhadap ketaatan.
Manakala jiwa ditunggangi nafsu, wajib dikendalikan dengan kendali taqwa. Manakala jiwa bersikeras ingkar kepada kehendak Tuhan, wajib dilunakkan dengan menolak keinginan hawa nafsunya.
Manakala jiwa bangkit memberontak, wajib ditaklukkan dengan musyahadah dan istigfar.
Sesungguhnya bertahan dalam lapar (puasa) dan bangun malam di perempat malam (tahajjud), adalah sesuatu yang mudah.
Sedangkan membina akhlak dan membersihkan jiwa dari sesuatu yang mengotorinya sangatlah sulit. »
Mujahadah adalah suatu keniscayaan yang mesti diperbuat oleh siapa saja yang ingin kebersihan jiwa serta kematangan iman dan taqwa.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيد ِ * إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ * مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Dan sesunggunya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan adal di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu hadir”. (Q.S. Qaaf: 16-18).


3. Muraqabah
Muraqabah artinya merasa selalu diawasi oleh Allah SWT sehingga dengan kesadaran ini mendorong manusia senantiasa rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Sesungguhnya manusia hakikinya selalu berhasrat dan ingin kepada kebaikan dan menjunjung nilai kejujuran dan keadilan, meskipun tidak ada orang yang melihatnya.
Kehati-hatian (mawas diri) adalah kesadaran. Kesadaran ini makin terpelihara dalam diri seseorang hamba jika meyakini bahwa Allah SWT senantiasa melihat dirinya.
Syeikh Ahmad bin Muhammad Ibnu Al Husain Al Jurairy mengatakan, « “Jalan kesuksesan itu dibangun di atas dua bagian. Pertama, hendaknya engkau memaksa jiwamu muraqabah (merasa diawasi) oleh Allah SWT. Kedua, hendaknya ilmu yang engkau miliki tampak di dalam perilaku lahiriahmu sehari-hari.” »
Syeikh Abu Utsman Al Maghriby mengatakan, « “Abu Hafs mengatakan kepadaku, ‘manakala engkau duduk mengajar orang banyak jadilah seorang penasehat kepada hati dan jiwamu sendiri dan jangan biarkan dirimu tertipu oleh ramainya orang berkumpul di sekelilingmu, sebab mungkin mereka hanya melihat wujud lahiriahmu, sedangkan Allah SWT memperhatikan wujud batinmu.” »
Dalam setiap keadaan seorang hamba tidak akan pernah terlepas dari ujian yang harus disikapinya dengan kesabaran, serta nikmat yang harus disyukuri. Muraqabah adalah tidak berlepas diri dari kewajiban yang difardhukan Allah SWT yang mesti dilaksanakan, dan larangan yang wajib dihindari.
Muraqabah dapat membentuk mental dan kepribadian seseorang sehingga ia menjadi manusia yang jujur.
« Berlaku jujurlah engkau dalam perkara sekecil apapun dan di manapun engkau berada.
Kejujuran dan keikhlasan adalah dua hal yang harus engkau realisasikan dalam hidupmu. Ia akan bermanfaat bagi dirimu sendiri.
Ikatlah ucapanmu, baik yang lahir maupun yang batin, karena malaikat senantiasa mengontrolmu. Allah SWT Maha Mengetahui segala hal di dalam batin.
Seharusnya engkau malu kepada Allah SWT dalam setiap kesempatan dan seyogyanya hukum Allah SWT menjadi pegangan dlam keseharianmu.
Jangan engkau turuti hawa nafsu dan bisikan syetan, jangan sekali-kali engkau berbuat riya’ dan nifaq. Tindakan itu adalah batil. Kalau engkau berbuat demikian maka engkau akan disiksa.
Engkau berdusta, padalah Allah SWT mengetahui apa yang engkau rahasiakan. Bagi Allah tidak ada perbedaan antara yang tersembunyi dan yang terang-terangan, semuanya sama.
Bertaubatlah engkau kepada-Nya dan dekatkanlah diri kepada-Nya (Bertaqarrub) dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya.” » [4]

وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إلاَّ مَا سَعَى وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ اْلأَوْفَى وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu), dan bahwasanya DIA yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya DIA yang mematikan dan yang menghidupkan.” (QS. An-Najm: 39-44)


4. Muhasabah
Muhasabah berarti introspeksi diri, menghitung diri dengan amal yang telah dilakukan. Manusia yang beruntung adalah manusia yang tahu diri, dan selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan kelak yang abadi di yaumul akhir.
Dengan melakasanakan Muhasabah, seorang hamba akan selalu menggunakan waktu dan jatah hidupnya dengan sebaik-baiknya, dengan penuh perhitungan baik amal ibadah mahdhah maupun amal sholeh berkaitan kehidupan bermasyarakat. Allah SWT memerintahkan hamba untuk selalu mengintrospeksi dirinya dengan meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Diriwayatkan bahwa pada suatu ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. melaksanakan shalat shubuh. Selesai salam, ia menoleh ke sebelah kanannya dengan sedih hati. Dia merenung di tempat duduknya hingga terbit matahari, dan berkata ;
« “Demi Allah, aku telah melihat para sahabat (Nabi) Muhammad SAW. Dan sekarang aku tidak melihat sesuatu yang menyerupai mereka sama sekali. Mereka dahulu berdebu dan pucat pasi, mereka melewatkan malam hari dengan sujud dan berdiri karena Allah, mereka membaca kitab Allah dengan bergantian (mengganti-ganti tempat) pijakan kaki dan jidat mereka apabila menyebut Allah, mereka bergetar seperti pohon bergetar diterpa angin, mata mereka mengucurkan air mata membasahi pakaian mereka dan orang-orang sekarang seakan-akan lalai (bila dibandingkan dengan mereka).” »
Muhasabah dapat dilaksanakan dengan cara meningkatkan ubudiyah serta mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Berbicara tentang waktu, seorang ulama yang bernama Malik bin Nabi berkata ; « “Tidak terbit fajar suatu hari, kecuali ia berseru, “Wahai anak cucu Adam, aku ciptaan baru yang menjadi saksi usahamu. Gunakan aku karena aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat.” » [5]
Waktu terus berlalu, ia diam seribu bahasa, sampai-sampai manusia sering tidak menyadari kehadiran waktu dan melupakan nilainya. Allah SWT bersumpah dengan berbagai kata yang menunjuk pada waktu seperti Wa Al Lail (demi malam), Wa An Nahr (demi siang), dan lain-lain.
Waktu adalah modal utama manusia. Apabila tidak dipergunakan dengan baik, waktu akan terus berlalu. Banyak sekali hadits Nabi SAW yang memperingatkan manusia agar mempergunakan waktu dan mengaturnya sebaik mungkin.

نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا َكثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، الصِّحَّةُ وَ الفَرَاغُ
“Dua nikmat yang sering disia-siakan banyak orang: Kesehatan dan kesempatan (waktu luang).” (H.R. Bukhari melalui Ibnu Abbas r.a).


5. Mu’aqabah
Muaqabah artinya pemberian sanksi terhadap diri sendiri. Apabila melakukan kesalahan atau sesuatu yang bersifat dosa maka ia segera menghapus dengan amal yang lebih utama meskipun terasa berat, seperti berinfaq dan sebagainya.
Kesalahan maupun dosa adalah kesesatan.
Oleh karena itu agar manusia tidak tersesat hendaklah manusia bertaubat kepada Allah, mengerjakan kebajikan sesuai dengan norma yang ditentukan untuk menuju ridha dan ampunan Allah.
Berkubang dan hanyut dalam kesalahan adalah perbuatan yang melampaui batas dan wajib ditinggalkan.
Di dalam ajaran Islam, orang baik adalah orang yang manakala berbuat salah, bersegera mengakui dirinya salah, kemudian bertaubat, dalam arti kembali ke jalan Allah dan berniat dan berupaya kuat untuk tidak akan pernah mengulanginya untuk kedua kalinya.
Shadaqallahul’azhim. Allahu A’lamu Bissawab.


Catatan kaki ;
[1] Syeikh Abdullah Nasih ‘Ulwan dalam bukunya ‘Ruhniyatut Da’iyah’
[2] Demikian komentar Imam as Syaukani dalam kitab tafsirnya ‘Fathul Qadir’ dan Syeikh Ali As Shabuni dalam kitab tafsirnya ‘Shafwatut Tafaasir’.
[3] Kitab tasawuf, “Risalatul Qusyairiyah”.
[4] Syeikh Abdul Kadir Jailany memberikan nasehat kepada kita sebagaimana yang terdapat dalam kitabnya Al Fathu Arrabbaani wa Al Faidh Ar Rahmaani.
[5] Malik bin Nabi dalam bukunya Syuruth An Nahdhah

Mujahadah.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Al-’Ankabut [29:69]

Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak agama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami ( yang menjadikan mereka gembira dan beroleh keredaan) dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah berserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya”. (Tafsir Pimpinan al-Rahman;1052)
Ayat 69 ini adalah penutup dan kesimpulan kepada surah al-`Ankabut. Ia juga sebagai sebahagian pentafsiran kepada ayat keenam surah al-Fatihah.
 “ Tunjukkanlah kepada kami jalanMu yang lurus”..

Jalan yang lurus hanyalah satu. Jalan yang telah dilalui oleh para nabi, siddiqin (golongan yang melaksanakan janji mereka kepada Allah) golongan yang mendapat gelaran syuhada’ dan orang-orang soleh yang sentiasa membuat kebajikan.
Mujahadah syarat mendapat petunjuk.
Hidayah atau petunjuk Allah hanya diberikan kepada sesiapa yang sanggup bermujahadah ; berusaha bersungguh-sungguh dalam menunaikan tanggungjawab agama iaitu tanggungjawab melaksanakan tuntunan keimanan dan amal-amal soleh.
Berasaskan hakikat ini Allah Azza wa Jalla membimbing rasulullah s.a.w. dalam membuat perubahan dalam diri sahabat r.a. daripada Jahiliyyah kepada Islam melalui proses tazkiyyah (menyucikan diri daripada aqidah yang sesat dan akhlak yang buruk) dan tarbiyyah ( mempelajari dan membina keimanan yang sebenar dan membentuk perilaku yang terpuji dalam diri) dengan cara bermujahadah.
Mereka bermujahadah melawan kejahilan dengan berlumba-lumba menghadiri majlis ilmu bersama rasulullah s.a.w. Mereka bermujahadah membersihkan akhlak-akhlak mazmumah dengan mengisi dengan akhlak mahmudah dengan sentiasa membaca al-quran, berqiamullail dan bersabar menahan tentangan kafir Quraisy.

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَاب وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Al-Jumu’ah [62:2]
Dialah yang mengutuskan dalam kalangan orang-orang ( Arab) yang ummiyyin (tidak tahu menulis dan membaca) seorang rasul ( nabi Muhammad s.a.w) dari bangsa mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah ( Al-Quran yang membuktikan keesaan Allah dan kekuasaan) dan membersihkan mereka daripada i’tiqad yang sesat, serta mengajarkan mereka kitab Allah ( al-Quran ) dan Hikmah ( pengetahuan yang mendalam mengenai hukum-hukum Syara’) . Dan sesungguhnya mereka sebelum kedatangan nabi itu adalah dalam kesesatan yang nyata;” ( Ibid: m.s.1507)
Mujahadah asas perubahan.
Metodologi merubah manusia yang dilakukan oleh nabi s.a.w. ialah dengan memastikan para sahabat membersihkan jahiliyyah i’tiqad dan akhlak dalam diri dengan menuntut ilmu, membina iman dan akhlak mahmudah melalui bermujahadah nafsu untuk menuntut ilmu, mujahadah nafsu untuk melakukan ibadah khusus kepada Allah seperti qiamullail dan membaca al-Quran dan mujahadah diri untuk melakukan amal-amal soleh seperti bersedakah, berdakwah dan membimbing sahabat-sahabat yang baru memeluk Islam.
Dalam muqaddimah surah al-Ankabut ini Allah menjelaskan tentang hakikat kehidupan didunia, hakikat keimanan dan amal-amal soleh.
Dunia pentas ujian dan Akhirat tempat pembalasan

. أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (29:2)
Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: kami telah beriman? Sedangkan mereka tidak diuji ( dengan sesuatu cubaan) ( ibid: ms.1031).
Hidup di dunia sebagai tempat ujian merupakan hakikat kehidupan yang sebenar di dunia ini. Inilah sunnatullah dan kehendak Allah yang tidak ada sesiapapun terlepas daripadanya. Umat-umat terdahulu dikalangan para nabi diuji untuk beriman kepada Allah, beramal soleh dengan mengajak manusia agar beriman dan melakukan kerja-kerja kebajikan. Ujian hidup ini menjadi pengukur dalam membuktikan siapakah golongan yang beriman dan siapakah golongan yang kufur dan munafik.
Mujahadah syarat kejayaan.
Untuk memastikan kejayaan dalam mengharungi ujian Allah ini manusia perlu beriman dan bermujahadah bagi melakukan amal-amal soleh dan bersabar menanggung kesakitan berdakwah dan berjihad dijalan Allah.

وَمَن جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (29:6)
” Dan sesiapa yang berjuang (untuk menegakkan Islam) maka sesungguhnya dia hanyalah berjuang untuk kebaikan dirinya sendiri; sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak berhajat sesuatupun daripada sekelian makhluk.)” (ibid: ms.1032)
Bermujahadah merupakan sifat terpenting yang perlu ada kepada sesiapa yang ingin mendapat hidayah Allah, ingin memantapkan keyakinan dan keimanan di dalam hati, ingin membentuk sifat-sifat dan akhlak unggul dalam diri dan inginkan kejayaan hakiki di akhirat nanti.
Gelaran mujahid dan mendapat pahala sebagai syahid merupakan setinggi-tinggi gelaran yang diimpikan oleh setiap orang yang beriman. Ia merupakan pengiktirafan Allah terhadap penerimaanNya terhadap ucapan Syahadah yang diucapkan oleh seorang yang beriman.
Dalam surah al-`Ankabut ini Allah menceritakan kisah para nabi yang berjihad dan bermujahadah melakukan amal soleh yang kemuncaknya ialah berjihad menyampaikan dakwah kepada kaumnya. Jalan para nabi inilah menjadi jalan yang lurus, jalan golongan yang mendapat hidayah Allah yang perlu dilalui oleh setiap orang yang beriman.
Meninggalkan Jihad sifat munafik.
Sikap berdiam diri terhadap maksiat dan kemungkaran, meninggalkan golongan yang berdakwah ke Allah dan tidak memberi sokongan kepada usaha mereka lebih hampir kepada ciri-ciri seorang yang munafik dan berpura-pura beriman kepada Allah.
Golongan ini lebih mementingkan kerehatan hidup di dunia, mementingkan keredaan manusia yang kafir dan fasik dan melupai kehidupan sbenar dinegeri akhirat.

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ فَإِذَا أُوذِيَ فِي اللَّهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللَّهِ وَلَئِن جَاء نَصْرٌ مِّن رَّبِّكَ لَيَقُولُنَّ إِنَّا كُنَّا مَعَكُمْ أَوَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِمَا فِي صُدُورِ الْعَالَمِينَ (29:10)
Dan ada sebahagian dari manusia yang berkata : ”kami beriman kepada Allah”; kemudian apabila ia diganggu dan disakiti pada jalan Allah, ia jadikan gangguan manusia itu seperti azab Allah ( lalu dia taatkan manusia). Dan jika datang pertolongan dari Tuhanmu memberi kemenangan kepadamu mereka sudah tentu akan berkata; ”kami sentiasa bersama kamu” ( Mengapa mereka berdusta) Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang terpendam di dalam hati sekelian makhluk” ( ibid; 1033)

Bermujahdahlah
Tentanglah nafsumu
Lawanlah kejahilan dengan cahaya ilmu
Cahaya keimanan
Cahaya kesabaran
Berjuanglah bersama orang yang berjuang.
Kejayaan bukan dengan merentas benua
Tetapi,
pisahkanlah nafsumu darimu selangkah.
Akan tercapailah maksudmu.

BERMU’AMALAT DENGAN FACE BOOK; HARAMKAH?

Oleh: Farid Nu’man Hasan
               
Sesuai dengan judulnya, ini adalah pembahasan bab muamalah, khususnya bermuamalah dengan orang kafir dan produk-produk buatan mereka, baik jual beli, hutang-piutang, atau pinjam meminjam. Dalam masalah ini, syariah yang mulia telah menetapkan hukum asal. Sesuai keumuman suarat Al Baqarah ayat 29:
  هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا
“Dialah yang menciptakan semua apa-apa yang ada di bumi untuk kalian ..”
Dari sinilah para ulama mengeluarkan sebuah kaidah agung dalam memberikan penilaian pada urusan  muamalah, yakni: Segala sesuatu pada dasarnya adalah halal, kecuali adanya dalil yang menunjukkan keharamannya.
Berkata Imam Asy Syaukani Rahimahullah dalam Fathul Qadir-nya tentang surat Al Baqarah ayat 29 ini:
قال ابن كيسان:  "خلق لكم" أي من أجلكم، وفيه دليل على أن الأصل في الأشياء المخلوقة الإباحة حتى يقوم دليل يدل على النقل عن هذا الأصل، ولا فرق بين الحيوانات وغيرها مما ينتفع به من غير ضرر، وفي التأكيد بقوله: "جميعاً" أقوى دلالة على هذا
Berkata Ibnu Kaisan (yakni Thawus, pen): (Menjadikan untuk kalian) yaitu karena kalian. Di dalamnya ada dalil bahwa hukum asal dari segala sesuatu ciptaan adalah mubah (boleh) sampai tegaknya dalil yang menunjukkan perubahan hukum asal ini. Tidak ada perbedaan antara hewan-hewan atau selainnya, dari apa-apa yang dengannya membawa manfaat, bukan kerusakan. Hal ini dikuatkan lagi dengan firmanNya: (jami’an) “Semua”, yang memberikan korelasi yang lebih kuat lagi dalam hal ini. “ (Fathul Qadir, 1/64. Mawqi’ At Tafasir)
Dengan kata lain, urusan haram atau halal, adalah dikembalikan kepada keberadaan dalil. Maka tidak boleh bagi siapa pun mengatakan ini haram itu halal, tanpa dalil.
        Dalil dari As Sunnah:
الحلال ما احل الله في كتابه والحرام ما حرم الله في كتابه وما سكت عنه وهو مما عفو عنه (رواه الترمذى)
            “Yang halal adalah apa yang Allah halalkan dalam kitabNya, yang haram adalah yang Allah haramkan dalam kitabNya, dan apa saja yang di diamkanNya, maka itu termasuk yang dimaafkan.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, dihasankan oleh At Tirmidzi. Ibnu Taimiyah menjadikannya hujjah dalam Majmu’ al Fatawanya. Namun didhaifkan oleh Syaikh Al Albany dalam Tamamul Minah)
Dari sinilah berkata Imam Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah:
أن كل شيء سكت عنه الشارع فهو عفو لا يحل لأحد أن يحرمه أو يوجبه أو يستحبه أو يكره
“Bahwa segala sesuatu yang didiamkan oleh syari’ (pembuat syariat), maka hal itu dimaafkan (mubah), tidak boleh bagi seorang pun untuk mengharamkan, atau mewajibkan, atau menyunnahkan, atau memakruhkan.”  (Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, Arba’u Qawaid Taduru Al Ahkam ‘Alaiha, Hal. 3)
                Maka, dengan dalil dan kaidah ini, menggunakan produk-produk orang kafir pada dasarnya adalah boleh, termasuk internet dan apa-apa yang terkandung di dalamnya seperti layanan pembuatan situs. (facebook, multiply, wordpress, blogspot, dan lainnya). Fakta sejarah pun menunjukkan kebolehan ini, yakni Rasulullah pernah berhutang dengan orang Yahudi, kafir Quraisy yang menitip barang kepadanya, Rasulullah mendapatkan Jubah Romawi yang sempit (Jubbatan Rumiyatan Dhayyiqatan),  Utsman bin Affan membeli sumur air milik Yahudi, dan contoh lainnya.
Kapan Muamalah Dengan Kafir Diharamkan?
                Pembolehan bermuamalah dengan orang kafir sangat luas, namun bukan berarti tanpa batas. Ketika muamalah tersebut membawa dampak positif bagi umat umat Islam, sehingga mereka bisa isti’marul ardh (memakmurkan bumi) –padahal kaum beriman lebih berhak untuk itu- maka mamalah seperti ini adalah peluang menunjukkan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Tetapi, ketika muamalah tersebut adalah muamalah yang merugikan umat Islam dan melemahkannya,  namun menguntungkan  orang kafir, dan menguatkan posisi mereka serta kekuatan mereka dalam merencanakan dan menjalankan makar dan serangan terhadap umat Islam. Maka, ini adalah muamalah yang diharamkan oleh Allah Ta’ala, dan termasuk berserikat dalam kejahatan, menjerumuskan diri sendiri dalam kebinasaan,  dan ta’awun ‘alal itsmi wal udwan. Allah Ta’ala berfirman:
 وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
                “..dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al Maidah (5): 2)
وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
                 “.. dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS. Al Baqarah (2): 195)
                Sikap memboikot orang kafir, karena kejahatan mereka bukanlah sikap emosional, melainkan perintah Allah dan RasulNya.  Jika    kita mampu memboikot ahli bid’ah dan para mujrim (pelaku kejahatan) yang masih muslim, sementara kita masih bermuamalah dengan orang kafir yang jelas-jelas memiliki agenda menghancurkan umat Islam, maka ini adalah keanehan.  Padahal mereka lebih layak untuk diboikot karena kekafiran dan kejahatannya.
                Allah Ta’ala dan RasulNya pernah memutuskan hubungan perjanjian dengan orang musyrik, karena  kejahatan mereka:
بَرَاءَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
                “(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).” (QS. At Taubah (9): 1)
                Jadi, pada batas ini, wajib bagi seorang muslim untuk tidak bermuamalah dengan orang kafir harbi dan produk-produk mereka, baik barang atau jasa, apalagi masih banyak alternatif barang dan jasa lainnya yang  bukan buatan mereka. Ada pun untuk kafir yang masih ingin hidup damai dengan umat Islam, maka mereka disikapi sebagaimana hukum asalnya.
                Maka, facebook jika terbukti merupakan produk dan sarana Zionis Yahudi untuk menyerang Islam, sebagaimana yang diberitakan ketika mereka menyerang Jalur Gaza, maka  wajib bagi kita untuk meninggalkannya. Apalagi jika ternyata penggunaan facebook sekedar untuk hal-hal yang melalaikan, iseng, korespondensi, dan lainnya yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam, maka keharamannya lebih kuat lagi. Sebab hal itu secara financial,   sangat menguntungkan mereka melalui iklan-iklan yang mereka dapatkan. Walau registrasi ke facebook adalah gratis.
Fatwa-Fatwa Ulama Tentang Boikot Kafir Harbi
                Berikut akan kami lampirkan fatwa-fatwa para ulama tentang pemboikotan kafir harbi yang menyerang Umat Islam.
  1. Fatwa Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah  

السائل: شيخنا بما أن الحرب قائمة بيننا وبين اليهود ، فهل يجوز الشراء من اليهود ، والعمل عندهم في بلد أوروبا؟
الشيخ الألباني: الشراء من اليهود؟
السائل: نعم ، والعمل عندهم في بلد أوروبا يعني؟
الشيخ الألباني: نحن لا نفرق بين اليهود والنصارى من حيث التعامل معهم في تلك البلاد ، مع الكفار والمشركين إذا كانوا ذميين - أهل ذمة - يستوطنون بلاد الإسلام فهو أمر معروف جوازه.
وكذلك إذا كانوا مسالمين ، غير محاربين أيضاً حكمه هو هو ، أما إذا كانوا محاربين ، فلا يجوز التعامل معهم ، سواء كانوا في الأرض التي احتلوها كاليهود في فلسطين ، أو كانوا في أرضهم ، ما داموا أنهم لنا من المحاربين ، فلا يجوز التعامل معهم إطلاقاً
أما من كان مسالماً كما قلنا ، فهو على الأصل جائز


Syaikh Al Albani ditanya tentang hukum jual beli (syira') dengan Yahudi di Eropa Bolehkah?

Beliau menjawab:

"Kami tidak membedakan antara Yahudi dan Nasrani, seperti apa pun interaksinya dengan mereka di negeri tersebut (Eropa). Orang kafir dan Musyrikin jika mereka Dzimmiyyin -Ahludz Dzimmah- mereka berada ditengah-tengah negera Islam, maka sudah diketahui kebolehannya (bermuamalah dengan mereka), demikian juga jika mereka adalah orang-orang yang berdamai, bukan orang yang menyerang, maka hukumnya sama saja.
Ada pun jika mereka menyerang, maka tidak boleh bermuamalah dengan mereka, sama saja, apakah bermuamalah dengan Yahudi yang saat ini menjajah Palestina  atau mereka yang berada di negerinya sendiri  selama mereka masih masih menyerang kami   maka tidak boleh bermuamalah dengan mereka secara mutlak ! Ada pun jika mereka mau berdamai seperti yang telah kami katakan, maka pada dasarnya boleh.”

  1. Syaikh Muhammad Nashir As Sa’di Rahimahullah
                Fatwa  Beliau berjudul sebagai berikut:
بيان في فضل الجهاد في سبيل الله وأن المقاطعة الإقتصاديه ركن من أركان الجهاد
“Penjelasan Tentang Keutamaan Jihad fi Sabilillah dan Pemboikotan Ekonomi Merupakan Rukun di Antara Rukun Jihad.”

 
إخواني :
اعلموا أن الجهاد يتطور بتطور الأحوال ، وكل سعي وكل عمل فيه صلاح المسلمين وفيه نفعهم وفيه عزهم فهو من الجهاد ، وكل سعي وعمل فيه دفع لضرر على المسلمين وإيقاع الضرر بالأعداء الكافرين فهو من الجهاد، وكل مساعدة للمجاهدين ماليا فإنها من الجهاد .. فمن جهز غازيا فقد غزى، ومن خلفه في أهله بخير فقد غزى، وإن الله يدخل بالسهم الواحد ثلاثة الجنة : صانعه يحتسب فيه الأجر ، والذي يساعد به المجاهدين ، والذي يباشر به الجهاد .
ومن أعظم الجهاد وأنفعه السعي في تسهيل اقتصاديات المسلمين والتوسعة عليهم في غذائياتهم الضرورية والكمالية ، وتوسيع مكاسبهم وتجاراتهم وأعمالهم وعمالهم ، كما أن من أنفع الجهاد وأعظمه مقاطعة الأعداء في الصادرات والواردات فلا يسمح لوارداتهم وتجاراتهم ، ولا تفتح لها أسواق المسلمين ولا يمكنون من جلبها على بلاد المسلمين .. بل يستغني المسلمون بما عندهم من منتوج بلادهم، ويوردون ما يحتاجونه من البلاد المسالمة . وكذلك لا تصدر لهم منتوجات بلاد المسلمين ولا بضائعهم وخصوصا ما فيه تقوية للأعداء : كالبترول ، فإنه يتعين منع تصديره إليهم .. وكيف يصدر لهم من بلاد المسلمين ما به يستعينون على قتالهم ؟؟! فإن تصديره إلى المعتدين ضرر كبير ، ومنعه من أكبر الجهاد ونفعه عظيم .
فجهاد الأعداء بالمقاطعة التامة لهم من أعظم الجهاد في هذه الأوقات ، ولملوك المسلمين ورؤسائهم – ولله الحمد – من هذا الحظ الأوفر والنصيب الأكمل ، وقد نفع الله بهذه المقاطعة لهم نفعا كبيرا .. وأضرت الأعداء وأجحفت باقتصادياتهم ، وصاروا من هذه الجهة محصورين مضطرين إلى إعطاء المسلمين كثيرا من الحقوق التي لولا هذه المقاطعة لمنعوها ، وحفظ الله بذلك ما حفظ من عز المسلمين وكرامتهم
  ومن أعظم الخيانات وأبلغ المعاداة للمسلمين تهريب أولي الجشع والطمع الذين لا يهمهم الدين ولا عز المسلمين ولا تقوية الأعداء نقود البلاد أو بضائعها أو منتوجاتها إلى بلاد الأعداء ..! وهذا من أكبر الجنايات وأفظع الخيانات ، وصاحب هذا العمل ليس له عند الله نصيب ولا خلاق
 فواجب الولاة الضرب على أيدي هؤلاء الخونة ، والتنكيل بهم ، فإنهم ساعدوا أعداء الإسلام مساعدة ظاهرة ، وسعوا في ضرار المسلمين ونفع أعدائهم الكافرين .. فهؤلاء مفسدون في الأرض يستحقون أن ينزل بهم أعظم العقوبات .والمقصود أن مقاطعة الأعداء بالاقتصاديات والتجارات والأعمال وغيرها ركن عظيم من أركان الجهاد وله النفع الأكبر وهو جهاد سلمي وجهاد حربي
وفق الله المسلمين لكل خير وجمع كلمتهم وألف بين قلوبهم وجعلهم إخوانا متحابين ومتناصرين ، وأيدهم بعونه وتوفيقه ، وساعدهم بمدده وتسديده إنه جواد كريم رؤوف رحيم
  و صلى الله على محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Saya akan terjemahkan yang penting-penting saja:  ( digaris bawahi)

Kata Syaikh Nashir As Sa'di Rahimahullah ...:

Wahai suadara-saudaraku ..

Ketahuilah bahwa jihad akan terus berputar dalam berbagai keadaan. Semua upaya yang membawa maslahat dan manfaat, serta melahirkan izzah bagi kaum muslimin itu semua adalah jihad, semua upaya untuk mencegah kerusakan  bagi kaum muslimin itu adalah jihad, semua upaya untuk menghasilkan kerusakan bagi musuh kafirin itu juga jihad, dan semua bentuk bantuan bagi mujahidin itu juga jihad ...

Di antara jihad agung dan usaha yang paling bermanfaat adalah mempermudah akses ekonomi kaum muslimin, dan memperluas akses mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok dan  sekundernya .. , dan memperluas lapangan pekerjaan, perdagangan, usaha-usaha ekonomi, dan perbuatan mereka ini adalah jihad ...., dan yang paling agung adalah memutuskan akses bagi musuh, eksport mereka dan import mereka .. tidak memberikan kelapangan bagi mereka dan juga import mereka .. dan tidak membuka pasar-pasar kaum muslimin  dan tidak menempatkan pengusaha-pengusaha mereka di negeri kaum muslimin ... tetapi cukuplah kaum muslimin dengan produksi yang dihasilkan oleh mereka sendiri,  mereka mengimport apa yang mereka butuhkan dari negara islam saja ... begitu pula  produksi eksport dan barang-barang negeri muslim yang bisa menguatkan musuh, seperti minyak, maka ini secara khusus harus dicegah untk diekspor kepada mereka ... bagaimana mungkin negeri muslimin mengekspor sesuatu yang akan membantu dalam memerangi mereka sendiri?? sesungguhnya mengekspor minyak ke orang-orang melampaui batas itu merupakan bahaya yang besar .. dan mencegahnya merupakan jihad yang paling besar dan paling bermanfaat ..

 Maka berjihad melawan musuh dengan cara memutus hubungan secara total, merupakan jihad yang agung pada saat-saat ini ..
Tujuan dari pemutusan hubungan ekonomi, perdagangan, usaha, dan lain-lain, terhadap musuh merupakan rukun yang agung d antara rukun-rukun  jihad ..

(Catatan: Ini adalah salah satu fatwa  yang diterbitkan ketika perang Arab – Israel tahun 1973M, dan ternyata sangat efektif dan cukup di dengar oleh para pemimpin Islam. Sehingga saat itu Israel berhasil dikalahkan, sedangkan saat ini sama sekali tidak di dengar)
  1. Fatwa Syaikh Abdurrahman bin Jibrin  
س: لا يخفى عليكم ما يتعرض له إخواننا الفلسطينيون في الأرض المقدسة من قتل واضطهاد من قبل العدو الصهيوني، ولا شك أن اليهود لم يمتلكوا ما امتلكوا من سلاح وعدّة إلا بمؤازرة من الدول الكبرى وعلى رأسها   أمريكا  والمسلم حينما يرى ما يتعرض له إخواننا لا يجد سبيلًا لنصرة إخوانه وخذلان أعدائهم إلا بالدعاء للمسلمين بالنصر والتمكين، وعلى الأعداء بالذلة والهزيمة، ويرى بعض الغيورين أنه ينبغي لنصرة المسلمين أن تقاطع منتجات   إسرائيل     وأمريكا   فهل يؤجر المسلم إذا قاطع تلك المنتجات بنية العداء للكافرين وإضعاف اقتصادهم؟ وما هو توجيهكم حفظكم الله
 الاجابـــة:يجب على المسلمين عمومًا التعاون على البر والتقوى، ومساعدة المسلمين في كل مكان بما يكفل لهم ظهورهم وتمكنهم في البلاد، وإظهارهم شعائر الدين وعملهم بتعاليم الإسلام وتطبيقه للأحكام الدينية، وإقامة الحدود والعمل بتعاليم الدين وبما يكون سببًا في نصرهم على القوم الكافرين من اليهود والنصارى، فيبذل جهده في جهاد أعداء الله بكل ما يستطيعه؛ فقد ورد في الحديث:      جاهدوا المشركين بأموالكم وأنفسكم وألسنتكم     فيجب على المسلمين مساعدة المجاهدين بكل ما يستطيعونه، وبذل كل الإمكانيات التي يكون فيها تقوية للإسلام والمسلمين، كما يجب عليهم جهاد الكفار بما يستطيعونه من القدرة، وعليهم أيضًا أن يفعلوا كل ما فيه إضعافٌ للكفار أعداء الدين، فلا يستعملونهم كعمال للأجرة كُتّابًا، أو حُسابًا، أو مهندسين، أو خُدَّامًا بأي نوع من الخدمة التي فيها إقرار لهم وتمكين لهم بحيث يكتسبون أموال المؤمنين ويُعادون بها المسلمين، وهكذا أيضًا على المسلمين أن يُقاطعوا جميع الكفار بترك التعامل معهم وبترك شراء منتجاتهم سواء كانت نافعة كالسيارات والملابس وغيرها، أو ضارة كالدخان بنية العداء للكفار وإضعاف قوّتهم وترك ترويج بضائعهم، ففي ذلك إضعاف لاقتصادهم مما يكون سببًا في ذلهم وإهانتهم، والله أعلم.
Pertanyaan:
Tidak samar lagi bagi  Anda tentang apa yang kita saksikan menimpa saudara-saudara kita penduduk Palestina di bumi yang suci (Palestina), yahudi membantai dan membombardir mereka. Dan yahudi tidak bisa memiliki berbagai persenjataan canggih yang kini mereka gunakan kecuali karena dukungan dari negara superpower, diantaranya adalah amerika. Dan muslimin setiap kali melihat kenestapaan yang menimpa penduduk Palestina, mereka tidak menemukan satu solusipun untuk bisa membantu saudara-saudara mereka di Palestina, kecuali hanya doa memohon pertolongan dan kekuatan bagi penduduk Palestina dan doa memohon kehancuran dan kehinaan bagi yahudi. Dan sebagian kelompok muslimin yang memiliki kecemburuan agama, mereka berpandangan hendaklah kita memboikot produk-produk Israel dan amerika sebagai tindakan pertolongan yang bisa kita lakukan kepada saudara-saudara kita di Palestina. Pertanyaannya adalah apakah seorang muslim akan mendapatkan pahala di sisi Allah, jika ia memboikot produk-produk Israel dan amerika dengan niat sebagai wujud permusuhan kepada orang-orang kafir dan melemahkan ekonomi mereka? Dan bagaimana nasihat engkau, wahai Syaikh, semoga Allah selalu menjaga engkau.


Jawaban:
Wajib atas seluruh muslimin secara umum untuk ber-ta’awun alal bir wat taqwa (saling kerjasama untuk kebaikan dan ketaqwaan), membantu sesama muslimin di setiap tempat, sehingga bisa menopang mereka untuk bisa eksis dan establish di negeri tersebut (Palestina -pent). Dan membantu menopang eksistensi mereka adalah implemantasi syiar Islam; dan wajib atas muslimin seluruhnya untuk menegakkan perintah dan larangan serta mengamalkan segala piranti Islam sebagai bentuk perjuangan membela mereka dalam menghadapi kaum kafirin, baik dari yahudi maupun nashrani. Maka, wujudkanlah pertolongan itu dalam bentuk mendukung jihad untuk melawan musuh-musuh Allah dengan segala sesuatu yang kita mampu.
Rasulullah bersabda: Dan berjihadlah kalian untuk melawan orang-orang musyrikin dengan harta-benda kalian, jiwa-jiwa kalian, dan lisan-lisan kalian.
Maka, wajib atas setiap muslimin untuk membantu perjuangan mujahidin dengan apa saja yang mereka mampu lakukan dan berikan. Dan memberikan segala yang mereka mampu berikan demi kuatnya Islam dan muslimin.

Wajib atas setiap muslimin berjihad menghadapi orang-orang musyrik dengan segenap kemampuan; dan mereka pun wajib melakukan segala hal yang bisa melemahkan kekuatan orang-orang kafir karena orang kafir itu memusuhi Islam.
Maka, janganlah kalian menjadikan mereka pegawai kalian, baik juru tulis, akuntan, insinyur, ataupun pembantu kalian dalam setiap jenis pekerjaan yang bisa menjadikan mereka berkembang dan kuat dimana mereka mengais-ngais harta-benda muslimin dan menjadi boomerang buat muslimin.
Dan wajib atas setiap muslimin untuk memboikot seluruh kepentingan orang-orang kafir, semisal memutuskan kerjasama dengan mereka, memutuskan bisnis dengan mereka, baik dalam produk yang bermanfaat semisal mobil, fashion, dll., ataupun produk yang merugikan semisal rokok, semua ini dalam niatan implementasi permusuhan kepada orang-orang kafir dan melemahkan kekuatan mereka. Ini semua bisa melemahkan kekuatan ekonomi mereka dan akan berimbas pada kehinaan dan kelemahan mereka. Wallahu a’lam.
Abdullah ibn Abdurrahman ibn Jibrin
  1. Fatwa Syaikh Yusuf Al Qaradhawi
Beliau –hafizhahullah- telah lama menyerukan boikot, tetapi kewajiban boikot hanya pada barang yang masih ada ganti atau alternatifnya.
dakwatuna.com - Kembali Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional menunjukkan pembelaannya yang tegas terhadap penderitaan rakyat Gaza, kali ini beliau memfatwakan keharaman jual-beli produk-produk Israel dan Amerika. Ia mengatakan dalam salah satu khutbah tentang problematika boikot ekonomi terhadap pihak-pihak yang memusuhi umat Islam yang dilansir oleh situs resmi beliau.
Al-Qaradhawi menegaskan:
“Ada jihad ekonomi, yaitu kita membuat fatwa, fatwa yang saya keluarkan bersama sejumlah ulama tentang keharaman jual-beli produk-produk Israel dan Amerika. Boikot, boikot semua produk-produk Israel dan Amerika adalah merupakan kewajiban setiap umat. Semua yang berbau produk Amerika.”
Beliau mengisyarakatkan bahwa kata “coca cola” berarti Amerika, Burger, Mc Donald, Pizza Hut, semua itu produk-produk Amerika.
“Setiap kali saya melihat produk-produk ini dada saya bergemuruh, jiwa saya meronta, kami ingin umat memboikot produk-produk ini. Bahkan cannel tv BBC, mobil sampai pesawat boing. Kami menghimbau pemerintah dan rakyat agar segera memboikot produk-produk ini, dan agar dibentuk semisal komisi atau panitia khusus untuk mengevaluasi sejauh mana efektifitas gerakan boikot dan penentuan skala prioritas boikot. Setiap produk yang ada gantinya, wajib diboikot. Apa yang menjadikan kita memiliki mobil produk Amerika, padahal kita mampu membeli mobil dari Jepang dan Jerman?? Kita tidak akan rugi sama sekali. Boikot ini hukumnya wajib bagi semua, baik sekala besar maupun kecil.”
Lebih lanjut beliau menegaskan:
“ Kami menghendaki umat Islam, laki-laki dan perempuan, ibu-ibu rumah tangga agar tidak membeli produk-produk Amerika. Boleh jadi ada produk-produk Israel dengan label lain, karenanya siapa yang mengetahui itu, wajib baginya untuk memboikot, hukumnya haram. Bahkan merupakan bagian dari dosa besar membeli produk-produk itu di masa sekarang ini. Ini bagian dari jihad yang ada dalam Islam, harus kita lakukan dan beritahu orang lain.”
Selain  emapat ulama ini masih banyak ulama lain yang menyerukan pemboikotan, seperti Syaikh Hamud Uqla Asy Syu’aibi, Syaikh Farid Al Washil, Syaikh Sayyid Ath Thanthawi,  dan lainnya.
Bagaimana Jika Facebook digunakan untuk menyerang balik mereka?
                Sebelumnya sudah saya terangkan bahwa dalam kondisi saat ini, selama Zionis Yahudi belum hengkang dari Palestina, selama mereka masih menjadi kafir harbi, maka selama itu pula kita harus memboikotnya.
                Dan, selama masih banyak sarana untuk melakukan perlawanan yang mandiri, atau atas bantuan orang-orang yang bersimpati kepada umat Islam, maka jangan menggunakan sarana dari  musuh walau untuk menyerang mereka. Apalagi belum ada bukti bahwa menyerang balik melalui facebook adalah cara yang efektif. Sebab, keuntungan yang mereka dapat lebih besar dibanding manfaat yang kita peroleh. Kecuali memang itulah jalan satu-satunya, jalan yang paling mungkin dan terbukti efektif, maka menggunakan sarana mereka ini, untuk menyerang balik merupakan sesuatu yang dibolehkan saat itu.
                Allah Ta’ala berfirman:
 وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
                “Dan balasan kuburukan adalah keburukan yang setimpal.” (QS. Asy Syura (42): 40)

Fatwa Boikot Di Negeri Minoritas Muslim
                Sebagian umat Islam ada yang hidup di tengah mayoritas umat lain. Mereka memiliki ketergantungan yang tinggi dengan produk-produk non muslim. Maka, kondisi ini harus diperinci. Tidak semua produk-prouk itu  berasal dari kafir harbi. Jika ada alternatif dari produk lain, maka mereka tetap wajib menghindar dari produk-produk musuh. Sebagai wujud jihad global melawan mereka, sebagaimana mereka pun melakukan kerusakan terhadap umat Islam secara global pula.   
                Jika keadaan sangat sulit, semua produk atau mayoritasnya dikuasai oleh mereka, maka ini adalah kondisi darurat bagi mereka. Maka, memanfaatkan produk musuh adalah sesuatu yang dimaafkan.
“..Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Baqarah (2): 173)
Ada kaidah:
الضَّرُورِيَّاتُ تُبِيحُ الْمَحْظُورَاتِ
                “Keadaan darurat membuat boleh hal yang terlarang.” (Imam As Suyuthi, Al Asybah wan Nazhair,1/155. Mawqi’ Al Islam)

Wallahu A’lam

Kuingin bagaikan EMBUN, Seperti katamu..!!!

Kuingin bagaikan embun ...
Seperti katamu....



Kuingin bagaikan embun ...
Yang selalu kau lihat dibalik kaca jendela saat hujan turun,
yang menempel di pucuk-pucuk rumput dan dedaunan pagi hari,
membawa kesegaran dan semangat baru !


Kuingin bagaikan embun ...
ia nya bahkan ada, di padang rumput yang gersang dan membakar,
dikala pagi yang memberi kehidupan (atas izin Allah) makhluk-makhluk
yang ada di gurun,

"subhanallah!"


Kuingin bagaikan embun ...
mewujudkan semua ingin mu, seperti lautan asa mu,
dan do'a atas keindahan penganugerahan nama 'embun' untukku.


..Tersenyumlah, selalu untukku...

[Cerpen] My (never) Ending Road

Teringat di jalan itu, di sebuah Pemberhentian Busway,
Sebuah lagu terdengar tak jauh dari sebuah toko Handphone seberang jalan.


You’re beautiful
You’re beautiful
You’re beautiful, it’s true
I saw your face in a crowded place
And I don’t know what to do
cause I’ll never be with you.


Hari itu semua nya nampak “perfect”.
Cuaca sore yang indah,
Tidak mendung namun juga tidak panas,
Tiba tiba detak jam terasa lambat,
Keringat dingin mulai membasahi telapak tangan,
Aku melirik ke sebelah Adik ku,


“Mana Kak, kok belum muncul sih orangnya?”
Raut wajah adikku menunjukan gejala ketidaksabaran.
Ya, memang kami belum lama berdiri menunggu disini,
Tapi rupa nya ia tak kalah penasaran dengan ku.


‘Kak, tampang nya kayak siapa, Dimas Beck, David Beckham, atau Mandragate?”
Tanya nya usil, memecah kegalauan hati ku.
“Sejujurnya Dik, aku juga belum pernah bertatap langsung dengannya”


“What? Huh si Kakak, tahu dech, yang Aisah Wannabe, nyari nya tipe Fahri ya, jadi ber.. Apa tu Kak, namanya..”
Ia tampak mengingat sesuatu. Keningnya berkerut tanda berfikir keras.
Istilah itu Kak, yang di Ayat Ayat Cinta”


“Ta’aruf Neng..!”
Tebak ku.


“Ehehe iya, seratus” “Kembaliannya buat Kakak aja”


Aku mencoba tersenyum. Tapi yang ada hanya seringaian aneh.
Ya, jujur saja, dalam kondisi normal, pasti sudah kujitak Ocha,
Adikku semata wayang. Yang selalu usil dan asbun (alias asal bunyi).


Satu persatu Busway berdatangan dan pergi kembali.
Namun wajah mereka belum ku lihat. Tepatnya wajah nya, yang untuk pertama kali aku lihat.


Kuhitung hampir empat Bus yang sudah datang. Namun tetap, nihil.


“Mungkin, ini kali Kak, feeling Ocha sih yang ini..”

Dan ucapan adikku terkabul. Wajah saudari ku Zainab yang muncul pertama kali. Disusul suaminya, dan Balita kecil menggemaskan dalam gendonggan sang Ayah.
Maryam namanya, mengenakkan kerudung mungil berwarna Pink.
Segera ku hampiri mereka. Dengan senyum sumringah kami segera melemparkan cerita. Zainab dan suaminya berebutan bercerita mengenai keterlambatan mereka, Busway yang mereka naiki penuh, sehingga beberapa kali mereka “ditolak”, sampai akhirnya, setengah jam molor dari waktu yang diperkirakan.


But, it’s okey. Yang penting mereka sampai dengan selamat, fikir ku.
Dan aku sibuk mencari sesosok wajah yang ditunggu.
Sampai munculah diantara kerumunan orang, seorang pemuda sederhana,
Lelaki dengan senyum yang kulihat di foto nya.
Tak berubah, sama antara foto dan raut wajah aslinya.
Namun aku tak berani menatap nya lebih lama.


Adzan Mahgrib tepat berkumandang.
Hari itu sepuluh hari menjelang Idul Fitri,
Maka kami pun berbuka dengan segelas Aqua yang di bawa dalam kantong plastik Adikku.


Ia mengambil Aqua yang disodorkan Ayah nya Maryam.
Sambil meneguk Aqua, ia berjongkok.
Sesuatu yang tak lazim menurut pandangan beberapa orang.
Namun itu kesan pertama yang kutangkap.
Kurekam jelas dalam memori hati ku.
Lelaki sederhana itu, untuk pertama kali nya
Allah mempertemukan kita.


Entah saat itu apa yang ada dalam hati dan benak mu,
Namun dalam denting hati ku, irama nya sungguh tak beraturan,
Semuanya jadi terasa lambat.
Dan anehnya aku tak mampu tersenyum lebar, atau pula menggoda Maryam yang pipi nya mulai gembil.
Aku jadi lebih pendiam.


Adikku sibuk menggoda ku, ia menyikut kecil lengan ku.


Tuh, Fahri nya dah datang, kok gak disuguhi Teh Anget, malah Air Putih doang, Aqua kecil lagi..” Candanya.
Ingin kucubit Adikku yang rese itu, namun sebisa mungkin aku tahan
“Awas ya Dik, nanti kita perhitungan di rumah” Balas ku pelan, takut kedengaran Mr.Fahri “(Astaga aku sudah kena “virus” Adikku ikut ikutan memanggilnya begitu).


“Sip Kak, bawa Kalkulator ya Buat Hitung Hitungannya”
Cengir nya tanpa bersalah.



Dan senja menjelang malam itu, kami melangkah dalam sebuah lantunan Doa dan Harap.
Hanya pada-Nya , Sang Pemilik dan Pengatur segala Peristiwa.

♡..Penantian Dalam Kesabaran..♡

Kau bertanya padaku tentang arti kesabaran.


Aku tahu sobat, kesabaran tak terlihat.
Dan ia datang tak merta.


Aku tahu kesabaran butuh waktu, tak instan.
Aku tahu kesabaran perlu perjuangan dan airmata.


Sahabatku,
kesabaran untukmu slalu indah.


S e l a l u.


Kau (pernah) bertanya padaku,
sampai kapan?


Kau pernah menoleh ke arahku dengan genangan di pelupuk.
Dan cukup matamu menyiratkan.."aku lelah".


dan ketika segalanya nyaris runtuh, ketika susunan itu berlahan pugar, ketika sebuah keyakinan nyaris terpinggirkan..


Dengarkan slalu sahabat..


Bahwa, Kesabaran, takkan pernah berbatas.

Kesabaran diperlukan sepanjang hayat kehidupan itu sendiri.


Kesabaran berjalan seiring putaran waktu,
sejalan helaan nafas, sepanjang kau masih menyandang gelar itu. Mukmin sejati.


Maka berbahagialah slalu kawan,
karena kesabran itu berbungkus indah hanya untukmu.


Dan ketika nasihatmu mengalir,

berikhtiarlah semampu yang kau bisa,
berdoalah semaksimal yang kau bisa,
hingga kau jemu, namun Allah tak pernah merasa jemu dengan doa doa mu, DIA tak pernah lelah menatap dan menanti untaian sabarmu untuk-Nya.

Dan andai dapat kukatakan padamu,

Terima kasih atas segalanya, doa doa indahmu, karena kau slalu mengajarkanku, dalam sebuah batas kesabaran.


** ♡ ♡ ♡ ♡ ♡
"... Sesungguhnya hanya orang - orang yang bersabarlah yang di cukupkan atas mereka pahala tanpa batas" (QS.Azzumar :10)

My Path...♡


Seharusnya semua jalan terasa kan ringan,
Karena bukan hanya akan ada aku disini, tapi juga kau,

Seharusnya sisa usia ini akan kuhabiskan bersama seseorang sepertimu,
Yang Allah takdirkan bersamaku,

Seharusnya segala ketakutan ini tak pernah ada,

Karena kita tahu jalan kemana yang akan dituju,

Karena kita tahu, ada Allah yang akan mengatur segalanya,

Seharusnya memang tak akan pernah ada mendung, karena kau lah Pelangi ku..


♡*♡*♡


Ah benar adanya. Syeitan memang musuh abadi, maka jadikan ia sebagai musuhmu,
Jangan pernah mengikuti langkah-langkah nya.

Segala bimbang , resah, perasaan takut, dan hal-hal yang menyurutkan langkah dalam menggenapkan separuh agama-Nya harus dibuang jauh. Jauh ke samudera antartika.. ^^

Bicara tentang mengenai fisik dan rupa, ia hanyalah penghias mata, dan bentuk tak abadi.

Semua memiliki keterbatasan, namun paras hati, ia abadi terukir dilangit. Ia menjelma jadi kecantikan yang sejati.

Maka, tipuan ulung syeitan selalu berhasil mencelakakan anak cucu adam, atas nama “kesempurnaan” maka pertimbangan agama dimentahkan, terpelanting hanya karena si x kurang menarik, kurang tinggi, kurang putih, dsb..

Namun lihatlah taman cinta para perindu-Nya,
bukan semata atas pertimbangan duniawi, bukan semata karena gelar sarjana,

bukan semata karena warisan berhektar, atau dia keturunan pejabat di instansi ternama,

bukan karena wajah indah bak purnama berseri.. namun ada cita cita suci yang harus diupayakan, cita-cita untuk membentuk rumahku syurga ku.. dan semua dibangun karena niat yang satu.. ingin mencari keridhoan Allah Swt.


Dan yakinkan satu hal.. (dan selalu ku catat rapih di file hati)..
Somewhere outhere someone is made for you
Someone special is waiting for u..

dia yang juga mengukir cita-cita yang sama denganmu, cita-cita yang tidak sederhana.

Cita-cita tentang sebuah peradaban kecil dalam pijakan syurgawi, baytii jannatii..
Maka tentang bagaimana ketidaksempurnaanmu, bagaimana betapa segala kelemahanmu, bagaimana betapa sifat-sifat yang masih terus berevolusi, jadikan ia sebagai kerikil kecil dalam hidup. Tentang sebuah niat untuk memperbaiki diri bersama..

Bukankah jalan ini lebih indah jika dihadapi berdua?
 
*sekali lagi catatan sederhana untuk saudari-saudariku yang tengah menanti dan berharap,
semoga segala ikhtiar dan doa tersimpan rapih dalam buku-Nya. Asshobruu jamiil.. Buah kesabaran itu selalu indah. Keep Istiqammah..! 

IBU.....KAPAN AKU BISA TIDUR DISISIMU ?

Tersentak hati Bu Dina mendengar permintaan anaknya. Anak laki-lakinya ingin ditiduri, ingin diberi kehangatan darinya....kehangatan seorang ibu, Kehangatan...kasih sayang ibu.

Sebagai seorang wanita yang cantik, Dina memiliki hampir segala yang diimpikan kaum wanita. Parasnya ayu, manies dan selalu enak dipandang. Bentuk hidung, mata, alis, bulu mata hingga ke garis pipi yang tertata indah bak bulu perindu diatas bintang timur diwaktu senja. Postur tubuhnya sangat ideal untuk seorang wanita. Kulitnya yang putih dan jenis rambutnya yang panjang hitam bergelombang menambah nilai keaggunannya. Kemolekan lekuk tubuhnya menyebabkan ia sering disebut wanita terseksi.


Dina, seorang wanita karir pada salah satu perusahaan swasta besar di Ibukota, termasuk wanita yang cerdas. Ditunjang pendidikan formalnya yang merupakan alumni Pasca Sarjana Komunikasi Universitas ternama.


Loyalitas terhadap perusahaan tidak diragukan lagi, sehingga menjadikan dirinya sebagai salah satu 'maskot' pegawai diperusahaannya. Tak heran bila karirnya bagai 'rising' star. belum sepuluh tahun bekerja, dia sudah menduduki jabatan penting, setingkat Department Head (Kepala Bagian). Dikenal dekat dengan bawahan. Suppel dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan jajaran pimpinan. Tipikal Dina selalu menjadi bahan pembicaraan dikalangan pegawai, gunjingan hingga tentu saja 'fitnah' dari orang-orang yang tidak menyukainya. Apalagi ketika terdengar kabar bahwa dia akan dipromosikan menjadi salah satu deputy kepala divisi.


'ah...paling dengan keseksiannya' kata mereka yang tidak suka.


"Ibu mau kemana....?" tanya Fitri, puteri bungsunya


"Ibu mau berangkat ke kantor nak..." jawab Dina, sambil merapihkan pakaiannya


"Kok masih gelap bu....bareng ayah gak bu...?" tanya Fitri lagi dengan bahasa anak yang agak cadel

"Ayah khan belum pulang nak. Masih di Bandung..." jawab dina, tanpa memalingkan wajah dari cermin hiasnya


Jam masih menunjukkan pk. 04.25 pagi. Hari masih gelap. Anak-anaknya masih terlelap, kecuali Fitri yang terbangun karena mendengar suara peralatan riasnya.


"Aku tidak boleh terlambat...aku harus tiba sebelum Bos dan Klienku datang.." pikir Dina dalam hati


"Bu, aku masih mau tidur...." kata Fitri


"Iyya nak...."


.Dina mencium kening anak puteri satu-satunya itu. Dengan penuh kasih sayang dipeluknya erat sambil berkata pelan, "Nanti sekolah sama si Mbok ya....sarapan disekolah juga gak apa-apa kok...Ibu harus berangkat pagi-pagi..."


"Ah, Ibu...kemarin sudah pagi pagi...kemarinnya lagi pagi, sekarang pagi lagi..." keluh Fitri, dengan menggeleng-gelengkan kepalanya


"Fitri, Ibu bekerja juga untuk Fitri. Untuk sekolah Fitri dan Adit.....untuk membelikan Fitri rumah-rumahan dan masak-masakan..." jawab Dina pelan


"Tapi Ibu selalu pulang malam. Fitri gak pernah tidur bareng Ibu. Makan sama si Mbok...sekolah juga sama si Mbok...." keluh Fitri lagi sambil menggulingkan tubuhnya.


"Fitri, Ibu mau berangkat.....kamu berangkat sama si Mbok ya...!" seru Dina dengan sedikit keras dan wajah agak memerah.


Dina segera keluar kamar. Dia memang tidur bersama anak puterinya yang masih berusia tiga tahun. Ketika akan membuka pintu kamar, Dina menyempatkan diri melihat raut wajahnya dicermin.


Terlihat jelas rona merah diwajahnya. Warna kulitnya yang putih menambah kejelasan 'rona merahnya'. Dina menghela nafas panjang, kemarahan sesaat telah merubah tutur bahasanya. Sudah merubah pula paras ayunya...


"Huh...Fitri selalu membuat aku marah....Fitri sering memperlambat jalanku ke kantor..." keluhnya sambil mengusap keringat didahinya.


"Ah sudah pk. 04.45...aku bisa terlambat ..."


Dina mempercepat langkahnya. Sampai diteras rumah keraguan muncul dihatinya....Dia belum sempat bicara dengan Adit, anak sulungnya...


"Ah dia khan sudah tujuh tahun. Sudah lebih besar. Dia pasti ngerti lah..."


-oooOooo-


Presentasi mengenai pengembangan perusahaan, khususnya bidang komunikasi, kemitraan dan pemasaran yang dipaparkan Dina memdapatkan sambutan luar biasa dari Stake Holder (Pemegang Saham, Komisaris, Jajaran Direksi dan Mitra Kerja). Sambutan itu ditandai dengan tepuk tangan meriah sambil berdiri dan ucapan selamat yang seolah tak putus.


Senyum sumringah tersembul dari wajah Dina. Perasaan puas memenuhi rongga hatinya. Dia menghela nafas panjang. Memejamkan mata sesaat...."Akhirnya aku berhasil...."


Untung aku bisa mempersiapkan diri dengan baik. Untung juga aku tiba lebih awal sehingga bisa mengkondisikan semuanya.......


"Dina selamat ya....tidak sia-sia kami menempatkan kamu sebagai Dept Head Promosi & Kemitraan....." kata seorang Direksi sambil menjabat erat tangan Dina.


Jabatan tangan yang terasa 'lain'. Terasa ada getaran 'hangat' yang menjalar melalui jari-jari terus hingga pangkal tangan, dan meluncur deras dihati. Jantung berdegup kencang...entah perasaan apa itu. Yang jelas perasaan itu membuatnya pikirannya 'kacau', hatinya diliputi oleh suatu misteri..entah misteri apa


"Dina, kerja kamu luar biasa.....masih muda, cantik, jenius....tak salah jika Perusahaan memberimu posisi tersebut....." kata seorang Komisaris


Pujian komisaris menambah kencang degup jantungnya...seolah darah berhenti mengalir. Seolah kaki sulit untuk digerakkan. Dengan menghirup nafas pelan, Dina membalas pujian tsb


"Terima kasih Pak..terima kasih...semua berkat bantuan dan bimbingan Bapak..."


"Berapa usiamu sekarang... adakah 40...?" tanya Komisaris itu lagi


Dina tersipu malu.....rona merah kembali menghiasi wajahnya....


"Saya baru 34.... Pak..." jawab Dina sambil tertunduk malu


"Wow...Surprise...kita memiliki calon direksi termuda. Cantik, jenius dan ber-visi...semoga kamu sukses ya...."


Dina terkesima. Tak percaya. Calon direksi....? ah, gak mungkin... aku salah dengar....


-oooOooo-


Minggu, pk. 04.00 Dina terbangun.


Ohhhhh....lelah pikiran dan badannya membuatnya agak sedikit malas untuk bangun. Namun undangan stake holder untuk sekedar minum kopi pagi di Kafe Padang Golf mengharuskan dia untuk segera bergegas.....


"Ah....ngantuknya....."


Dina kembali merebahkan badannya....rasanya dia ingin meliburkan diri bersama anak-anaknya....terutama Fitri yang kemarin membuatnya sedikit marah....


Tapi...undangan Direksi dan Komisaris adalah sebuah 'Perintah'...laksana titah Raja yang harus dijalankan, meskipun hanya ajakan sambil lalu...


"Ahhhh....."


Dina mulai menyiapkan diri. Mandi pagi dan sedikit bersolek....tampil agak cantik dan...hmmmm..seksi dikit rasanya tidak apa-apa. Toh akan bersantai bersama orang-orang penting 'penguasa' kantor....'apalagi bila....bila ada yg tertarik padaku...' pikirnya..


'ah pikiran ngelantur.....' pikirnya lagi


"Ibuuuu....Tolong tiduri aku Bu...." seru Adit sambil berjalan pelan dan membawa bantal guling yang sarungnya entah kemana


"Adiiit....?" tanyanya heran


"Adiit...." seru Dina kembali. Heran, tidak biasanya Adit bangun pagi dan pindah ke kamarnya.


"Ibuuu...tolong tiduri aku bu...semalam aku gak bisa tidur...aku kepikiran Ayah....aku ingin bermain bersama Ayah...."


"Adit. Hari ini Ibu masuk kantor....Ibu akan bertemu Bos di kantor..." jawab Dina


"Ibuuu...tolong tiduri aku...aku ngantuk ...pengen tidur bareng Ibu..." pinta Adit, kemudian merebahkan kepalanya di pangkuan Dina, Ibundanya...


Dina terdiam. Hatinya semakin membuncah....perasaan malas memenuhi undangan Direksi kembali muncul....tapi motivasi untuk memperlihatkan loyalitas demikian tinggi...dus, dia sudah berdandan seksi.


Diusap-usap perlahan kepala Adit. Rambutnya yang sedikit ikal bergelombang mirip seperti rambutnya. Bentuk wajahnya yang agak oval dan halus merujuk pada ayahnya...


"ahhh..aku jadi ingat Mas Darman. Wajah Adit mirip ayahnya....semalam dia memberi kabar kalau Meeting di bandung diperpanjang karena banyak Klien baru yang ikut datang...." bathin Dina dalam hati....seketika ia merasa bersalah dengan suaminya.


"Adiiit, Ibu harus pergi sayang.....Ibu harus masuk kantor....."


"Tapi buu..." Adit tidak bisa meneruskan kalimatnya, karena Dina mengangkat kakinya perlahan, sehingga kepala Adit berpindah ke bagian pinggir tempat tidur.


Dina meneruskan riasannya dimuka cermin yang ada di sisi kanan tempat tidurnya. Bibirnya diolesi lipstick tipis warna merah muda, sesuai dengan pakaian yang dikenakannya. Pakaian terbaik yang dimilikinya, hadiah Ulang Tahun dari Mas Darman suami tercinta.


"Mas Darman pasti akan silau bila melihat aku sekarang. Pasti akan memujiku 'Cantiiik'..hehehe...sayang dandananku saat ini untuk orang lain...."


"Huk..huk..huk.." suara batuk kecil beriak keluar dari mulut Adit


"Adiit, kamu batuk. Jajan apa kamu kemarin" tanya Dina sambil terus memainkan penghalus bedak dipipinya


"Huk..huk..huk.." suara itu kembali terdengar


"Mboookkk....tolong ambilkan air putih hangat. Adit batuk nih" teriak Dina dari dalam kamarnya


Tepat pk. 05.00 Dina meluncur menuju Kafe Padang Golf. Perjalanan akan memakan waktu 30 menit. Cukuplah. Karena pertemuan dan sarapan kopi pagi baru akan dimulai pk. 06.00. Tapi biasanya banyak yang sudah datang dengan perlengkapan stick golf, termasuk pemilihan 'caddy' pendamping permainan golfnya nanti.


-oooOooo-


Dina sangat menikmati suasana Kopi Paginya. Dia begitu cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tidak ada lagi perasaan canggung, malu dan minder bercengkerama dengan jajaran Direksi, Komisaris dan Pimpinan Unit Mitra Kerja. Apalagi dalam acara yang dikemas secara informal ini. Seolah ia sudah menjadi bagian dari mereka. Jajaran elit perusahaan.


"Penuhi jiwa ini dengan satu rindu...rindu untuk mendapatkan rahmat-Mu...meski tak layak ku harap debu Cinta-MU" ringtone HP Dina berbunyi....


"Maaf Pak,,,,,,," Dina tak sanggup meneruskan kata-katanya untuk meminta ijin mengangkat Hpnya


"Silakan ..silakan....ini suasana santai kok" jawab salah seorang Direksi


"Permisi Pak"


"Meski begitu ku akan bersimpuh... Penuhi jiwa ini dengan satu rindu...rindu untuk mendapatkan rahmat-Mu...." ringtone itu terus berbunyi...


Ditempat yang agak jauh dari kerumunan orang Dina mengangkat Hpnya...


"Hallo...." sapanya


"Bu...kamu ada dimana sekarang....?" tanya suara disana dengan lembut


"Sedang bersama Direksi dan komisaris di kantor.. Yah..." jawab Dina


Ohhh,...ternyata dari mas Darman, suaminya. Dina terbiasa memanggilnya Ayah, menyesuaikan diri dengan panggilan anak-anaknya


"Loch emangnya masuk... ?" tanya Mas Darman lagi


"Iyya Yah..."


"kapan pulangnya...Adit sakit di rumah kata si Mbok..."


"nanti siang.....atau mungkin juga sore..."


"Yaa sudah...biar Ayah saja yang pulang segera"


-oooOooo-


Pk. 15.30
Dina kembali kerumahnya. Sarapan Kopi Pagi di kafe Padang Golf ternyata diteruskan dengan acara ramah tamah dan meeting informal dengan Mitra Kerja dan Klien. Beberapa Kontrak Kerja 'deal' dalam ramah tamah itu. Dina baru mengetahui kalau banyak 'deal' 'deal' kontrak kerja yang putus di Kafe, Padang Golf serta jamuan makan. Mungkin karena lebih santai dan informal....pikirnya, sehingga lebih mudah untuk bicara dari hati ke hati


Tiba di ujung jalan pemukiman, Dina melihat banyak orang berduyun menuju satu rumah dengan membawa nampan, rantang dan gelas-gelas kecil.


"Ada apa ini...?" tanya Dina dalam hati


Ada bendera kuning terikat di atas tiang listrik tepi jalan...


"Ohh ada yang meninggal...."


Dina mempercepat langkahnya. Ia juga ingin melayat. Ia tak ingin juga tertinggal dalam urusan sosial di lingkungannya....


Tak berapa lama Dina tersentak. Kakinya kaku tak bisa digerakkan....dia melihat banyak orang berkerumun dipekarangan rumahnya. Kebanyakan ibu-ibu dan wanita yang mengenakan pakaian berwarna gelap dan berkerudung. Bapak-bapak ada di ruang tengah...


"ohh...apakah...apakah....."


"Tidaaaakkkkkkkkk"


Dina mencoba untuk berlari. Namun kakinya semakin sulit bergerak.


Air mata Dina deras mengalir ketika ia melihat seorang bapak berpeci hitam dan berpakaian muslim putih sedang melantunkan ayat-ayat Qur'an. Dari suaranya tersendat terlihat jelas bahwa Bapak itu menahan tangis. Kadang sesegukan sesekali menghambat laju bacaan Qur'annya..


"Mas Darman.....Ayahhhhhh" seru Dina setengah berteriak


"Ayah siapa yang meninggal Yah....?" tanya Dina kepada Bapak yang sedang mengaji tadi


"Ayah..siapa yah....?" tanyanya lagi


Bapak tadi tidak menjawab. Telunjuk jarinya mengisyaratkan bahwa Dina bisa membuka kain kafan yang belum tertutup


Dengan sedikit merangkak, Dina berjalan tersendat, dan membuka kain kafan penutup wajah si mayit.


"Yaa Allah...Aadiiitttt" Dina langsung memeluk tubuh jenazah itu


"Maafkan Ibu Nak....maafkan Ibu nak......." teriak Dina keras, membuat seisi rumah menoleh kepadanya. Bahkan beberapa orang yang berada di luar juga berlari kearah rumah


"Adddiiiiittttt....Sini nak...Ibu akan tiduri kamu...Ibu akan tidur bersamamu Nak....."


"Addiiittttt bangun nak..Ibu sudah pulang...Ibu sudah pulang nak...."


"Ibu ingin tidur bersama mu...."


Dina meraung keras seperti anak kecil yang kehilangan orang tuanya....air matanya mengalir deras. Tak kuasa menahan sedih. Rasanya ingin sekali ia menggoyang-goyangkan tubuh kaku itu agar kembali bergerak....namun Mas Darman segera merangkulnya. Memeluknya. Dan mencium keningnya...


"Bu....ini salah kita..salah Ayah....Ayah terlalu sering meninggalkan keluarga.."


"Bukan Yah...ini salah Ibu...tadi pagi Adit minta ditemani tidur, tapi Ibu tolak..."


"Ya sudahlah...ini salah kita semua. Adit terkena paru-paru basah akut. Dan terlambat ditolong....."


-oooOooo-


Sahabat,

Anak, isteri, suami dan keluarga adalah perhiasan dunia. Perhiasan yang paling indah adalah istri yang sholeh (Amar'atush-Sholihah), suami yang adil ('imamun 'adilun) dan anak-anak yang mendoakan orang tuanya.