Pages

Syukuri apa yang ada








Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-
binatang buruan.


Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, 'untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?'

Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, 'Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia.' Agak lama pemburu menunggu.

Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburu pun mulai siaga penuh,tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun membiarkannya berlalu.

Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur. Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, 'Rusa!!!' sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya.kabuur dah tuh rusaa,, Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa...

#sahabat,
Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah berandai-andai ria. hufft…sungguh semua itu tlah hadirkan nelangsa yang begitu menggelora dalam jiwa.

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majelis-majelis halaqoh yang akan mengantarkan pada ketentraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara.Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mau bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain.

Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.

Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu Rizki, jabatan, kedudukan atau pun jodoh pasti akan Allah sampaikan.Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki, meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikaNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al-Hadid ;22-23)

Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu didunia ini harus benar-benar perlu bila ada relevansinya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang mukmin tidak hidup untuk dunia tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak!

Maka sudahlah, jangan kita tangisi apa yang bukan milik kita!...
nothing to lose aja ^_^
syukuri apa yang ada..

smoga bermanfaat..

Jiwa





“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku” (QS Al-Fajr: 27-30)

Ungkapan lembut tersebut adalah rayuan Allah kepada hamba2Nya yang juga disertai ajakan yang provokatif. 
Bagaimana mungkin kita tidak tergiur dengan rayuan semacam itu?

Kita bisa bekerja dengan keras saat jiwa kita sedang asyik dengan Al-Qur’an. Tetapi di saat yang lain, kita mungkin mengalami kondisi keengganan yang besar, jangankan disuruh menghafal, sekedar melihat mushaf pun sangat tidak siap. Untuk kondisi seperti itu, kita perlu merayu diri sendiri, merenungi kehidupan diri kita sendiri sambil mencari bahasa apa yang dapat membangkitkan energi kita untuk kembali bekerja: meraih cita-cita hidup bersama Al-Qur’an.

Jangan pernah berhenti untuk merayu diri agar segera bangkit. Tanyakanlah pada diri kita:

1.Wahai diri, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Mengaku cinta kepada Allah Swt tetapi tidak merasa senang berinteraksi dengan Kalam-Nya. Bukankah ketika manusia cinta dengan manusia lain, ia menjadi senang membaca suratnya bahkan berulang-ulang? Mengapa kamu begitu berat dan enggap untuk hidup dengan wahyu Allah Swt? Adakah jaminan bahwa kamu mendapat pahala gratis tanpa beramal shalih? Dengan apa lagi kamu mampu meraih pahala Allah Swt? Infak cuma sedikit, jihad belum siap, kalau tidak dengan Al-Qur’an, dengan apa lagi?

2.Wahai jiwaku, siapa yang menjamin keamanan dirimu saat gentingnya suasana akhirat? Padahal Rasulullah Saw menjamin bahwa Allah Swt akan memberikan keamanan bagi manusia yang rajin berinteraksi dengan Al-Qur’an, mulai dari sakaratul maut hingga saat melewati shirat.

3.Wahai jiwaku, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Dengan nikmat-Nya yang demikian banyak, yang diminta maupun tidak, tidakkah kamu bersyukur kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an?

4.Wahai jiwaku, sadarkah kamu ketika Allah Swt dan Rasulnya mengajak dirimu memperbanyak hidup bersama Al-Qur’an? Untuk siapakah manfaat amal tersebut? Apakah kamu mengira bahwa dengan banyak membaca Al-Qur’an maka kemuliaan Allah dan Rasul-Nya menjadi bertambah? Dan sebaliknya, jika kamu tidak membaca Al-Qur’an, kemuliaan itu berkurang? Sekali-kali tidak. Semua yang kita baca dan lakukan, kitalah yang paling banyak mendapatkan manfaatnya.

5.Wahai jiwa, tidakkah kamu merasa khawatir dengan dirimu sendiri? Selama ini hidup tanpa al-Qur’an, jatah usia makin sedikit, tabungan amal shalih masih sedikit, jaminan masuk surga tak ada di tangan. Sampai saat ini belum mampu tilawah rutin satu juz per hari, jangan-jangan Al-Qur’anlah yang tidak mau bersama dirimu karena begitu kotornya dirimu sehingga Al-Qur’an selalu menjauh dari dirimu.

6.Wahai jiwa, tidakkah engkau tergiur untuk mengikuti kehidupan Rasulullah Saw dan para sahabat serta tabiin yang menjadi kenangan sejarah sepanjang zaman dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an? Jika hari ini kamu masih enggan berinteraksi dengan Al-Qur’an apa yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang tentang dirimu?

“….Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu supaya kamu berpikir. Tentang dunia dan akhirat…” (QS Al-Baqarah [2]: 219-220)

semoga bermanfaat..shobat...
maafkan jika ada kekurangan dalam penulisan.. 

Hati

Qolbu


Hati adalah sumber penalaran, tempat pertimbangan, tumbuhnya cinta dan benci, keimanan dan kekufuran, taubat dan keras kepala, ketenangan dan kegoncangan.

Hati juga sumber kebahagiaan, jika kita mampu membersihkannya, namun sebaliknya merupakan sumber bencana jika menodainya. Aktivitas badan sangat tergantung lurus bengkoknya hati. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu berkata, "Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentara. Jika raja itu bagus, maka akan bagus pula tentaranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya."

Tanda-Tanda Kerasnya Hati

Hati yang keras memiliki tanda-tanda yang bisa dikenali, di antara yang terpenting sebagai berikut :

1. Malas Melakukan Ketaatan dan Amal Kebaikan
Terutama malas untuk menjalankan ibadah, bahkan mungkin meremehkan nya, melakukan shalat asal-asalan tanpa ada kekhusyukan dan kesungguhan, merasa berat dan enggan, merasa berat pula menjalankan ibadah-ibadah sunnah. Allah telah menyifati kaum munafiqin. Firman-Nya, artinya,
“Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (At-Taubah : 54)

2. Tidak Tersentuh Oleh Ayat Al-Qur'an dan Petuah
Ketika disampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, maka tidak terpengaruh sama sekali, tidak mahu khusyu' atau tunduk, dan juga lalai dari membaca al-Qur'an serta mendengarkannya, bahkan enggan dan berpaling darinya. Sedang kan Allah Subhannahu wa Ta'ala telah memperingatkan, artinya,
“Maka beri peringatanlah dengan al-Qur'an orang yang takut kepada ancaman-Ku.” (Qaaf : 45)

3. Tidak Tersentuh dengan Ayat Kauniyah
Tidak tergerak dengan adanya peristiwa-peristiwa yang dapat memberikan pelajaran, seperti kematian, sakit, bencana dan semisalnya. Dia memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai sesuatu yang tidak ada apa-apanya, padahal cukuplah kematian itu sebagai nasihat.
“Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” (At-Taubah :126)

4. Berlebihan Mencintai Dunia dan Melupakan Akhirat
Himmah dan segala keinginannya tertumpu untuk urusan dunia semata. Segala sesuatu ditimbang dari sisi dunia dan materi. Cinta, benci dan hubungan dengan sesama manusia hanya untuk urusan dunia saja. Ujungnya, jadilah dia seorang yang dengki, egois dan individualis, bakhil dan tamak terhadap dunia.

5. Kurang Mengagungkan Allah.
Sehingga hilang rasa cemburu dalam hati, kekuatan iman melemah, tidak marah ketika larangan Allah diterjang, serta tidak mengingkari kemungkaran. Tidak mengenal yang ma'ruf serta tidak peduli terhadap segala kemaksiatan dan dosa.

6. Kegersangan Hati
Kesempitan dada, mengalami kegoncangan, tidak pernah merasakan ketenangan dan kedamaian sama sekali. Hatinya gersang terus-menerus dan selalu gundah terhadap segala sesuatu.

7. Kemaksiatan Berantai
Termasuk fenomena kerasnya hati adalah lahirnya kemaksiatan baru akibat dari kemaksiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga menjadi sebuah lingkaran setan yang sangat sulit bagi seseorang untuk melepaskan diri.


Sebab-Sebab Kerasnya Hati

Di antara faktor kerasnya hati, yang penting untuk kita ketahui yakni:

1. Ketergantungan Hati kepada Dunia serta Melupakan Akhirat
Kalau hati sudah keterlaluan mencintai dunia melebihi akhirat, maka hati tergantung terhadapnya, sehingga lambat laun keimanan menjadi lemah dan akhirnya merasa berat untuk menjalankan ibadah. Kesenangannya hanya kepada urusan dunia belaka, akhirat terabaikan dan bahkan ter-lupakan. Hatinya lalai mengingat maut, maka jadilah dia orang yang panjang angan-angan.
Seorang salaf berkata, "Tidak ada seorang hamba, kecuali dia mempunyai dua mata di wajahnya untuk memandang seluruh urusan dunia, dan mempunyai dua mata di hati untuk melihat seluruh perkara akhirat. Jika Allah menghendaki kebaikan seorang hamba, maka Dia membuka kedua mata hatinya dan jika Dia menghendaki selain itu (keburukan), maka dia biarkan si hamba sedemikian rupa (tidak mampu melihat dengan mata hati), lalu dia membaca ayat, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci.” (Muhammad : 24)

2. Lalai
Lalai merupakan penyakit yang berbahaya apabila telah menjalar di dalam hati dan bersarang di dalam jiwa. Karena akan berakibat anggota badan saling mendukung untuk menutup pintu hidayah, sehingga hati akhirnya menjadi terkunci. Allah berfirman, “Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itu lah orang-orang yang lalai” (QS.16:108)
Allah Subhannahu wa Ta'ala memberitahukan, bahwa orang yang lalai adalah mereka yang memiliki hati keras membatu, tidak mahu lembut dan lunak, tidak mempan dengan berbagai nasehat. Dia bagai batu atau bahkan lebih keras lagi, karena mereka punya mata, namun tak mampu melihat kebenaran dan hakikat setiap perkara. Tidak mampu membedakan antara yang bermanfaat dan membahayakan. Mereka juga memiliki telinga, namun hanya digunakan untuk mendengarkan berbagai bentuk kebatilan, kedustaan dan kesia-siaan. Tidak pernah digunakan untuk mendengarkan al-haq dari Kitabullah dan Sunnah Rasul Shalallaahu alaihi wasalam (Periksa QS. Al A'raf 179)

3. Kawan yang Buruk
Ini juga merupakan salah satu sebab terbesar yang mempengaruhi kerasnya hati seseorang. Orang yang hidupnya di tengah gelombang kemaksiatan dan kemungkaran, bergaul dengan manusia yang banyak berku-bang dalam dosa, banyak bergurau dan tertawa tanpa batas, banyak mendengar musik dan menghabiskan hari-harinya untuk film, maka sangat memungkinkan akan terpengaruh oleh kondisi tersebut.

4. Terbiasa dengan Kemaksiatan dan Kemungkaran
Dosa merupakan penghalang seseorang untuk sampai kepada Allah. Ia merupakan pembegal perjalanan menuju kepada-Nya serta membalikkan arah perjalanan yang lurus.
Kemaksiatan meskipun kecil, terkadang memicu terjadinya bentuk kemaksiatan lain yang lebih besar dari yang pertama, sehingga semakin hari semakin bertumpuk tanpa terasa. Dianggapnya hal itu biasa-biasa saja, padahal satu persatu kemaksiatan tersebut masuk ke dalam hati, sehingga menjadi sebuah ketergantungan yang amat berat untuk dilepaskan. Maka melemahlah kebesaran dan keagungan Allah di dalam hati, dan melemah pula jalannya hati menuju Allah dan kampung akhirat, sehingga menjadi terhalang dan bahkan terhenti tak mampu lagi bergerak menuju Allah.

5. Melupakan Maut, Sakarat, Kubur dan Kedahsyatannya.
Termasuk seluruh perkara akhirat baik berupa adzab, nikmat, timbangan amal, mahsyar, shirath, Surga dan Neraka, semua telah hilang dari ingatan dan hatinya.

6. Melakukan Perusak Hati
Yang merusak hati sebagaimana dikatakan Imam Ibnul Qayyim ada lima perkara, yaitu banyak bergaul dengan sembarang orang, panjang angan-angan, bergantung kepada selain Allah, berlebihan makan dan berlebihan tidur.


Solusi

Hati yang lembut dan lunak merupakan nikmat Allah yang sangat besar, karena dia mampu menerima dan menyerap segala yang datang dari Allah. Allah mengancam orang yang berhati keras melalui firman-Nya,
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang membatu hatinya untuk mengingat Allah.Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (Az-Zumar: 22)

Di antara hal-hal yang dapat membantu menghilangkan kerasnya hati dan menjadikannya lunak, lembut dan terbuka untuk menerima kebenaran dari Allah yakni:

1. Ma'rifat (mengenal) Allah
Siapa yang kenal Allah, maka hatinya pasti akan lunak dan lembut, dan siapa yang jahil terhadap-Nya, maka akan keras hatinya. Semakin bodoh seseorang terhadap Allah, maka akan semakin berani melanggar batasan-Nya. Dan semakin seseorang berfikir tentang Allah, maka semakin sadar akan kebesaran Allah, keluasan nikmat serta kekuasaan Nya.

2. Mengingat Maut
Pertanyaan kubur, kegelapannya, sempit dan sepinya, juga penderitaan menjelang sakaratul maut termasuk ke dalam mengingat maut. Memperhatikan pula orang-orang yang telah mendekati kematian dan menghadiri jenazah. Hal itu dapat membangunkan ketertiduran hati kita, dan mengingatkan dari keterlenaan. Sa’id bin Jubair berkata, "Seandainya mengingat mati lepas dari hatiku, maka aku takut kalau akan merusak hatiku."

3. Berziarah Kubur dan Memikirkan Penghuninya.
Bagaimana mereka yang telah ditimbun tanah, bagaimana mereka dulu makan, minum dan berpakaian dan kini telah hancur di dalam kubur, mereka tinggalkan segala yang dimiliki, harta, kekuasaan maupun keluarga, lalu ingat dan berfikir, bahwa sebentar lagi dia juga akan mengalami hal yang sama.

4. Memperhatikan Ayat-ayat Al- Qur'an.
Memikirkan ancaman dan janjinya, perintah dan larangannya. Karena dengan memikirkan kandungannya, maka hati akan tunduk, iman akan bergerak mendorong untuk berjalan menuju Rabbnya, hati menjadi lunak dan takut kepada Allah.

5. Mengingat Akhirat dan Kiamat
Huru-hara dan kedahsyatannya, Surga dengan kenimatannya, neraka dengan penderitaannya yang disediakan bagi para pelaku dosa dan kemaksiatan.

6. Memperbanyak Dzikir dan Istighfar
Dzikir dapat melunakan hati yang keras. Karena itu selayaknya seorang hamba mengobati hatinya dengan berdzikir kepada Allah, sebab ketika kelalaian bertambah, maka kekerasan hati makin memuncak pula.

7. Mendatangi Orang Shalih dan Bergaul dengen Mereka.
Orang shaleh akan memberikan semangat ketika kita lemah, mengingatkan ketika lupa, dan memberikan jalan ketika kita bingung dan pertemuan dengan mereka akan membantu kita dalam melakukan ketaatan kepada Allah

8. Berjuang, Introspeksi dan Melihat Kekurangan Diri.
Manusia, jika tidak mahu berjuang, introspeksi dan melihat kekurangan diri, maka dia tidak tahu, bahwa dirinya sakit dan banyak kekurangan. Jika dia tidak merasa sakit atau punya kekurangan, maka bagaimana mungkin dia akan memperbaiki diri atau berobat?

Wallahu a’lam, 

semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala melunakkan hati kita semua untuk menerima dan menjalankan kebenaran, Aamin ya Rabbal ‘alamin.

Perempuan Mahal, Perempuan Murah: Filosofi Menutup Aurat dalam Agama



Assalamualaykum warohmatullohi wabarokatuh..

Perempuan Mahal, Perempuan Murah: Filosofi Menutup Aurat dalam Agama

"Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang shaleh."(Rasulullah SAW)

"Segala sesuatu ada penegurnya, dan penegur hati adalah rasa malu!"(Rasulullah SAW)


Mengapa perempuan Muslim harus menutup auratnya? Wajib sebagaimana diperintahkan Allah dalam Al-Qur'an dan hadits Nabi? Kalau tidak melaksanakan berdosa? Benar, tapi mari kita kesampingkanlah dululah alasan perintah ini. Kita mafhum, melaksanakan sesuatu karena dasarnya perintah menunjukkan kesadaran diri yang rendah. Mari kita mendasarkan pada kesadaran diri saja, mari memahami ini dengan akal sehat saja. Bila nanti kata akal sehat saja harus, maka benarlah perintah agama, pantas Allah dan Rasul-Nya memerintahkannya. Ini akan lebih kuat menancap dalam hati dibandingkan yang dasarnya karena perintah.

Kita akan lebih kuat melaksanakan sesuatu bila sudah sadar bahwa itu memang keharusan. Seorang anak akan rajin belajar dengan sendirinya bila menyadari bahwa belajar itu penting karena akan menentukan masa depannya sendiri, tanpa harus disuruh-suruh. Perempuan Muslim yang sudah menutup aurat dengan benar dan konsisten itu karena ada kesadaran dalam dirinya. Sementara yang belum juga karena belum adanya kesadaran dalam dirinya. Bila diri belum sadar, walaupun ceramah didengarkan setiap hari, walaupun ayat Al-Qur'an dibacakan ratusan kali, tetap saja seseorang tidak akan tergerak melaksanakan sebuah keharusan. Mungkin sebenarnya semua perempuan Muslim sudah tahu bahwa menutup aurat sesungguhnya adalah persoalan memuliakan harga diri perempuan. Dalam Islam, perempuan itu makhluk yang mulia dan dimuliakan. Dengan menutup aurat, agama bermaksud menjaga harga diri dan kehormatannya.

Ilustrasi yang paling tepat mengibaratkan perempuan Muslim adalah perhiasan atau barang mahal.

Barang mahal memiliki ciri-ciri:
(1) dijual di toko berkelas,
(2) disimpan di etalase yang hanya bisa dipandang dibalik kaca,
(3) disegel, tidak bisa dibuka dan disentuh isinya,
(4) tidak bisa dicoba dulu,
(5) harganya mahal dengan jaminan memuaskan, dan
(6) bergaransi.

Kebalikan dari barang mahal adalah barang murah. Ciri-cirinya:
(1) adanya di toko murah, di emperan atau di pasar,
(2) tidak disegel,
(3) diobral,
(4) boleh dicoba, bebas disentuh-sentuh, dipegang-pegang, dicoba berulang kali oleh banyak orang,
(5) setelah dicoba boleh tidak jadi dibeli,
(6) tidak ada garansi.

Islam memperlakukan perempuan persis seperti barang mahal tersebut.

Diibaratkan dua jenis tadi, "toko berkelas" adalah keluarganya yang bermartabat yang taat pada agama; "disegel, tidak bisa dibuka dan disentuh" adalah prinsip dibalik busana Muslimahnya; "tidak bisa dicoba dulu" adalah menjaga kehormatan, tidak bisa memesrai dan menggaulinya tanpa menikahinya dulu; "haganya mahal" adalah pembelinya harus laki-laki yang juga mahal (terjaga akhlak dan kepribadiannya). Laki-laki murahan tidak akan sanggup karena tidak akan berani, malu mendapatkannya dan merasa dirinya tidak seimbang; "bergaransi" adalah orisinial, dijamin masih gadis dan belum disentuh laki-laki lain.

Adalah jelas, menutup aurat adalah menjaga diri, mensegel diri, menghormati diri, memuliakan diri. Perempuan yang menutup auratnya (dengan benar dan akhlaknya terjaga), adalah barang mahal yang tersimpan dalam etalase, terjaga dalam sebuah kotak yang tidakbisa dibuka, tersegel, tidak bisa disentuh dan harganya mahal. Sebaliknya, perempuan yang membuka auratnya (betis, paha, lengan, rambut, leher dan dada, apalagi lebih dari itu) adalah "barang obralan" yang murah, tidak perlu repot-repot ingin membukanya karena ia sudah terbuka (tidak ditutup), silahkan bebas menatap dan menyentuh-nyentuhnya (dalam kebebasan pergaulan dan persahabatan) dan "merasakannya" (dalam pacaran). Kalau sudah tidak suka lagi atau tidak cocok, boleh tidak jadi memilikinya. Jadilah, ia barang bekas. Barang bekas tentu tidak berkualitas, murah, karena sudah dipakai orang.

Mengapa perempuan yang seharusnya mahal menjadi murah?
Kata Nabi, karena hilangnya rasa malu:
"Al-hayu-u minal iman"(malu itu sebagian dari iman).
"Iman itu ada tujuh puluh cabang dan malu adalah salah satunya"(HR. Muslim)."
Segala sesuatu ada penegurnya (penjaganya), dan penegur hati adalah rasa malu!"
Sangatmenyedihkan, bila dulu perempuan malu kelihatan auratnya, sekarang malah bangga mempertontonkannya. Maka berbaju ketat menjadi mode, bercelana pendek berarti gaul, dan menonjolkan payudara adalah kebanggaan. Rasa malu hilang dari perasaan perempuan. Bila perempuan sudah kehilangan rasa malu, itu berati kehancuran negara, masyarakat dan keluarga. Maka benarlah,"perempuan membuka auratnya dalam kehidupan sosial adalah salah satu sumber kerusakan moral seksual masyarakat, termasuk dalam masyarakat Muslim."Dan iblis pun pernah berkata:"Perempuan adalah alat senjataku yang paling ampuh untuk menyesatkan anak adam. Ia seperti anak panah. Sekali kulepaskan dari busurnya, jarang meleset!"

Sehubungan dengan ilustrasi barang mahal tadi, ada beberapa pertanyaan:

(1) Bagaimana dengan perempuan yang berkerudung menutup auratnya tapi tidak menjaga akhlaknya, bebas pacaran, bermesraan dan banyak disentuh-sentuh apalagi sudah tidak perawan? Ia adalah "barang mahal" yang palsu, aslinya murah bungkusnya pun murah (hanya simbol) sehingga gampang dibuka dan dicoba. Ia barang tipuan yang tanpa sadar sedang menipu dirinya sendiri.

(2) Bagaimana dengan perempuan yang merasa tidak perlu menutup aurat yang penting bisa menjaga diri sehingga tetap menganggap dirinya perempuan terhormat? Kalau benar-benar bisa menjaga diri, ia adalah barang mahal yang diobral. Barang bagus yang diobral tetap saja lebih murah dan lebih rendah nilainya dari barang mahal yang tidak diobral.

(3) Bagaimana dengan perempuan yang mengatakan: "Ah, yang berkerudung juga banyak yang kelakuannya parah, mendingan begini, gak berkudung tapi punya prinsip"? Itu artinya menutupi keengganannya dengan kesalahan. Lain kata, lari dari satu kesalahan dan bersembunyi dalam kesalahan yang lain.

(4) Bagaimana dengan perempuan yang berusaha mengutak-ngatik pengertian "aurat" dengan logikanya kemudian berkesimpulan menutup aurat itu tidak perlu? Ia adalah orang yang memaksa-maksakan dan memperkosa dirinya agar harganya murah.

(5) Bagaimana dengan perempuan dan laki-laki termasuk ulama yang ahli agama, ahli tafsir dan mengatakan menurup aurat itu tidak perlu (karena pengertian sebenarnya tentang aurat bukan yang secara konvensional difahami)? Ia sedang melegitimasi penolakannya pada perintah Allah dan tuntunan Nabi atau melegitimasi penolakannya dengan ilmu agamanya sendiri (ini paling ironis dan paling berat pertanggungjawabannya kelak). Ingat, ilmu yang tidak bermanfaat adalah ilmu yang tidak menumbuhkan kesadaran malah menjadi penolakan pada kebenaran dan perintah Allah sendiri.

Perintah agama begitu masuk akal, rasional dan sangat jelas untuk memuliakan kaum perempuan. Menghadapi perintah Allah hanya satu: "Sami'na wa atha'na" (Kami dengar dan kami taat). Ilustrasi-ilustrasi di atas hanya untuk menguatkan bahwa perintah agama sebenarnya berlandaskan akal sehat. Tapi, tentu saja, apakah ingin menjadi barang mahal atau barang murah jelas sebuah kebebasan. Silahkan memilihnya sendiri. Bebas-bebas saja kok. Mau sadar atau tidak kitalah yang menentukan!! Mau selamat atau celaka kelak di akhirat kitalah yang menanggungnya. Mengapa manusia banyak yang merasa nyaman dalam kesalahan dan ketaksadaran? Karena Allah tidak langsung menghukum setiap pelanggaran. Dia memberikan waktu yang panjang kepada kita untuk berfikir dan berubah. Itulah kasih sayang-Nya yang tiada tara pada hamba-Nya sebelum celaka di akhirat kelak. Masihkan kita akan menyia-nyiakan kesempatan?

Wallahu 'alam!!

#bagaimana perasaanmu shobat? Setelah baca yg diatas? Terutama para abg2 pemudi2? Masih mau jadi murahan apa mau yang mahal? Jangankan dicoba, dipegang2 doang juga kalo ibarat mangga mah udah ngga seger lagi, cepet busuk.

#masih mikir2 juga? Gila! Ngapain nurutin malu ama temen! Mereka ngasih kamu makan juga ngga. Ngapain nurutin gaul! Ga ada untungnya juga. Bahkan seorang guru ngaji saya waktu ngewanti-wanti kehidupan saya sampe ngomong kayak kini: "gaul itu asalnya bahasa arab (ghola,yaghulu,ghowlan) yg artinya anak setan"

#udah deh kaga usah mikir panjang lagi. Jaga yg baik akhlaqmu, Bungkus yg rapih tubuhmu, tutup yg rapat auratmu, rawat yg rajin sekujur tubuhmu. Dan i'tikadkan dan ikrarkan dalam hatimu, tak kan ku ijinkan secuilpun kulit lelaki menyentuh kulitku, tak kan kubiarkan sedikitpun mata lelaki memandang bagian tubuhku. Sebab semua kan kupersembahkan kepada Suamiku kelak. dari ujung rambut sampai ujung kaki seutuhnya tanpa cela tanpa cacat dari tangan2 jail yg tdk berhak.

#beuh,, indah bukan?! Gimana? Udah gak mikir panjng lg kan? Msh ada sisa ganjalan ya? Oke! Simpelnya gini, percaya deh sejatinya (kalo utk dijadikan istri alias bukan sekedar pacaran) lelaki baik2 ataupun lelaki tidak baik pasti memilih perempuan yg berakhlak baik agar bisa jadi contoh utk anak2-nya.

#udah ah terlalu kepanjangan. Masa iya belon nyadar jg! Masa iya masih mau jd céwé murahan!

#maaf agak tegas kali ini..shobat....ini.demi kebaikan bersama.... ^_^

Lelaki tua itu



Lelaki tua itu..renta
Tak brdaya lunglai di ayun masa.
Lelaki tua itu..tua
Lumpuh ditelan usia

Lelaki tua itu..
Meminta sesuatu padamu
Sesuatu yang mgkn kau anggp tak ada
Receh yang bagimu tak begitu berharga





Ah..lelaki tua itu
Bukanlah suatu yang menjijikan
Yang harus kau benci dan palingkan wajah sempurnamu.
Karena dialah jembatan buatmu
Untuk menuju surgaNya..

Lelaki tua itu..
Jangan dia kau pandang hina 
Tatkala menengadah pada wajahmu nan sempurna...

Lelaki tua itu..
Adalah cermin buat hatimu
Wahai sahabat..
Untuk senantiasa menjaga ayahmu..
Setelah dia renta..

Ingatkan Hati Wahai Iman




Wahai hati ..
Segumpal darah yang tercipta
Ku lihat dirimu semakin penuh titik noda
Dimanakah perginya cahayamu?
Dimanakah ketenanganmu?
Lupakah pada syahadat?
Atau terlena pada hal duniawi?
Usah bertanya dan terus dihimpit rasa bersalah ..
Sedang usaha dan istiqamah masih lemah ..
Niat dalam jiwa pun masih rebah ..

Duhai Hati ...
Dimanakah janjimu?
Dimanakah penawar zikirmu?
Kau katakan kau akan patuh ..
Kau katakan Nabi itu utusan ...
Lalu dimana takbirmu?
Lalaikah di dunia fana?
Malukah sujud sebagai Hamba?
Atau sanggup menempuh azab neraka?
Jangan terus membanggakan ..
Nikmat nyawa sia-sia tanpa ibadah ..
Tiap yang bernyawa pasti bernafas pada udara yang sama ..
Mengapa masih ragu Allah itu Esa?
Mengapa masih kaku pada Allah yang Maha Pemurah?
Lihatlah dirimu yang masih diberi waktu ..
Lihatlah dirimu yang masih punya waktu ..
Kenapa masih termangu?
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
Pada hamba yang hatinya rukun
Selagi pintu taubat terbuka ..
Ayo bukakan hati pada Taubat Nasuha!

Wahai Iman ..
Dimanakah dirimu ketika azan lantang bergema?
Tiadakah rasa gentar pada kalimat ALLAHUAKHBAR?
Atau telinga sudah tuli karna nafsu dunia yang bergelora?
Atau nafsu dunia itu terus membuat pandangan pada sejadahmu kabur?
Kenapa dosa jua yang menjadi alasan?
Kenapa kehidupan jua dipersalahkan?
Kau kata kau beriman pada Qada'dan Qadar?
Tapi mengapa kecewa dengan ketetapan Tuhan?
Lupakah ALLAH itu Maha Penyayang ..
Kecewa dipandangan mata namun sabar diganjar pahala
Taubat nasuha dari Iman yang rebah pasti terbalas ..
Jangan terus rebah dan lemah tidak bernyawa ..
Sedangkan waktu selalu ingin berpacu
Pada Hamba yang selalu beristighfar
Pada Hamba yang bergelar khalifah
Hidup subur iman dengan syukur
Alhamdulillah ..

Wahai Dosa ..
Jauhilah aku dari terus menyapamu,
Aku insan lemah tanpanya ..
Apakah caranya agar aku bisa menghapus noda?
Pada pancaindera yang seringkala tersalah guna ..
Pada akal yang seringkala tersalah tafsir ..
Pada lidah yang selalu tertusuk kata ..
Pada nafsu yang biasanya tersesat arah ..
Pada Hati yang selalu lupa ..
Sungguh ..
Dosa itu merenggut ketenangan ..
Mengguncang keimanan ..

Wahai Insan yang punya hati ..
Wahai Hati yang punya Iman ..
Wahai Iman yang berkabut dosa ..

Shalat itu tiang agama, maka Kukuhkanlah tiang itu
Agar hatimu akan selalu tawadhu
Khusyuklah padanya yang tentunya memelihara ..

Bacalah Quran Kalamullah, karena padanya bimbingan
Panduan jalan ke arah mustaqim yang penuh jaminan
Berpeganglah padanya agar teguhlah Iman ..

Dan ukhwah itu tentara membawa ke surga
Darinya Islam tersebar merata ..
Lantas berselawatlah pada Beliau ..
Tanpanya mana mungkin ada hati yang disuluh Iman ..
Selawat yang menghadiahkan syafaat ..
Sungguh cinta Nabi tinggi pada umat ..

Tuntunlah hadis dan sunnah pada haluanmu.
Ikatlah kesabaran pada hati dan jasadmu ..
Sungguh Hati itu dibuat oleh Nya ..
Berbolak-baliknya hati pada kekuasaan Allah
Dan hanya dia yang berhak mengulurkan hidayah ..
Bujuklah hati mengingat mati ..
Muhasabahlah pada langkah ke ukhrawi
Berkorbanlah demi surga ..

Jangan berputus asa
Insan kan selalu diulit dosa
Dengan itu,
Bersahabatlah dengan Doa
Karena pada Doa lah terbitnya tawadhu 'dalam jiwa ..
Menyuci hati, penyeri Iman ..
dan tangisan padaNya bernilai disisiNya ..
Ya Allah Rabbul A'lamin ..
Terimalah amal kebaikan Kami ..

Renungan sore



just muhasabah semoga bermanfaat......


sahabat,,
Pernahkah kita sadar betapa Allah begitu rapih menutupi segala aib, keburukan, dosa, kesalahan kita di masa lalu, sehingga orang-orang yang tak semasa saat itu tak tahu dan bahkan tak perlu tahu apa yang pernah membuat kita begitu nista. Atau bahkan di saat ini, ketika teramat sering perilaku memalukan sering tersimpan rapi di balik wajah kehormatan, di balik pakaian kebaikan sehari-hari kita di hadapan orang lain. Besarnya kebaikan Allah menyimpan semua aib kita sehingga tak semua orang tahu sisi lain diri kita.

sahabat, 
saya katakan bahwa yang paling pantas mendengar, menampung, memberi nasihat, dan mencarikan jalan keluar bagi masalahnya hanya lah Allah. Kepada Allah lah kita harus mencurahkan segala masalah, ketakutan, kekhawatiran, dan semua beban seberat apa pun. "Kita hanya bisa bertaubat dan mohon ampun, dan berharap Allah tetap menutupi aib kita di masa lalu," 

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai ..." (At Tahrim:8)

Sebagai manusia, mungkin kita tak pernah luput dari berbuat kesalahan, sekecil apa pun itu. Kata kunci yang selalu saya pegang, mohon ampun sekarang juga, atau siap-siap Allah membuat kita malu di hadapan orang lain karena aib kita yang terbuka... 
wallahu a'lam