Pages

True Beauty..

Ada sebuah kisah yang saya pernah saya baca di sebuah Majalah Islam.
Tentang seorang Ustad, yang menceritakan pengalaman bagaimana dia berta’aruf (berkenalan) dengan Almh.Istri nya.

Di kisahkan, ia tidak mengenal Istrinya sebelumnya, hanya saat itu, ia tengah menyatakan “kegundahannya” pada seorang sahabat nya, bahwa beliau sedang dlm proses mencari pendamping hidup.

Allah yang Maha Memiliki rencana,
========================

Ditawarkanlah seorang Akhwat kenalan si sahabat tadi.
Akhwat yang sholihat,
ibadah nya tekun,
aktif di berbagai kegiatan keIslaman,
dan terkenal dengan akhlaknya yang sangat baik.

Sang ustad pun meng-iya-kan, dengan rekomendasi dari sahabat yang sangat dipercayainya.

Maka, tak lama berselang, Akhwat tersebut pun menyetujui untuk berta’aruf dengan ustad.
SahabAt ustad lalu memberikan secarik kertas berisikan alamat rumah plus foto Akhwat tersebut.

namun Ustad menggeleng. Dilipat tanpa dilihatnya terlebih dahulu foto akhwat tersebut, katanya..
“saudara ku, cukuplah cerita orang tentang akhlak nya telah menawan hatiku.”

InsyaAllah, besok saya akan datang kerumahnya. Sahutnya mantap.

Singkat cerita, Ustad dan Akhwat tersebut ditakdirkan bersama, dan beberapa lembar di Majalah tersebut mengisahkan tentang betapa bahagianya Ustad hidup berumah tangga dengan Akhwat yg sudah menjadi Istri nya.


Namun Allah menghendaki bahtera mereka hanya beberapa tahun, sehabis melahirkan bayi nya, takdir-Nya memisahkan mereka.



Sekilas, cerita diatas sangat biasa.
Tapi satu yang membuat saya terkagum, bahwa, begitu tsiqoh (percaya) nya Ustad tersebut kepada-Nya, hingga ia “menafikkan” untuk melihat wajah si calon Istri.
Hanya satu yang ia jadikan landasan, akhlak nya. Dan ternyata itu cukup buat ustad.



Namun perkara Nadhor (atau melihat calon pasangan) sebelum menikah memang dianjurkan Rasulullah, untuk menambah kecintaan, dan khawatir kelak tidak akan muncul “penyesalan”.

Tak bisa dipungkiri..
bahwa kecintaan manusia terhadap Wanita (atau lawan jenis) di Al-Qur’an ditempatkan sebagai urutan pertama.
Artinya, Allah yang menciptakan manusia, maka Allah lah yang paling tahu tentang hamba-hamba-Nya.


Dari keempat kriteria yang Rasulullah jabarkan, yaitu, Harta, Tahta (Jabatan), Kecantikan, dan Agama.
Maka, Rasulullah menganjurkan untuk memilih yang terakhir, yaitu Agama nya.


Lalu, bagaimana kah.. Jika ada seorang akhwat dengan penampilan yang “biasa”, wajah yang juga tidak masuk kriteria cantik.. Namun ia memiliki akhlak yang mengagumkan, memiliki kecerdasan ilmu dan sifat-sifat yang baik.. Apakah kelak dalam proses pencarian pendamping hidup, ia akan “di cancel” begitu saja, hanya karena ukuran fisiknya..?

Sungguh rasa nya tidak adil.

Namun, walau pun tentu, mengenai selera dan kriteria masing-masing orang tak dapat dipaksakan.
Akan menjadi sangat subjektif nanti nya.

Allah Maha Adil.
Tak semua orang diberikan “kesempurnaan” dalam masalah penampilan.
Tak semua orang diberikan anugerah kecantikkan, atau ketampanan.

Namun..
bersykurlah, bahwa ternyata Allah tak pernah melihat / mengukur derajat seseorang dari casing luar nya saja.
Namun yang paling penting adalah.. Taqwa nya.

Sungguh, kecantikan, ketampanan, bukan lah tolak ukur untuk menjatuhkan pilihan kepada siapa pun.
Karena ada yang lebih "worth to fight", ada yang lebih berharga diatas itu semua, yaitu Keimanan. Yang hanya mampu dipoles dari kecantikan Ruhani (Inner Beauty).

Betapa banyak saya melihat seseorang yang diberikan fisik yang menurut sebagain orang standar, namun Allah karuniakan kebersihan bashirah, dan kedalam ilmu agamanya. Allah jadikan senyumnya lebih indah dari seorang bintang sinetron mana pun.

Allah berikan karisma yang melekat pada nya, dan kesejukan yang terpancar dari hatinya.

Dan itulah kecantikan yang sebenarnya, "The True Beauty."

**
"Sesungguhnya Allah tidak melihat wajah(penampilan) kamu,
melainkan hati dan amalanmu" (HR. Bukhari Muslim)

- Semoga Allah berikan kejernihan hati pada kita semua untuk memilih yang terbaik dari-Nya.

No comments:

Post a Comment