Pages

SALAFI & WAHABI (SW) VS AHLUSUNNAH (AJ)

SALAFI & WAHABI (SW) VS AHLUSUNNAH (AJ)

SW :”Maulid dan Tahlilan itu haram, dilarang di dalam agama.”
AJ : yang dilarang itu bid’ah, bukan Maulid atau Tahlilan, Bung!”

SW : “Maulid dan Tahlilan tidak ada dalilnya”
AJ :  “makanya jangan cari dalil sendiri, nggak bakal ketemu. Tanya dong sama guru, dan baca kitab Ulama, pasti ketemu dalilnya.”

SW : “Maulid dan Tahlilan tidak di perintah di dalam agama.”
AJ : “Maulid dan Tahlilan tidak dilarang di dalam agama.”

SW : “tidak boleh memuji Nabi SAW secara berlebihan.”
AJ : “hebat betul anda, sebab anda tahu batasnya dan tahu letak berlebihannya. Pada hal Allah saja tidak pernah membatasi pujiannya kepada Nabi SAW. Dan tidak pernah melarang pujian yang berlebihan kepada beliau.”

SW : “Maulid dan Tahlilan adalah sia-sia, tidak ada pahalanya.”
AJ : “sejak kapan anda berubah sikap seperti Tuhan, menentukan suatu amalan berpahalan atau tidak, Allah saja tidak pernah bilang bahwa Maulid dan Tahlilan itu sia-sia.”

SW : “kita dilarang mengkultuskan Nabi SAW sampai-sampai menganggapnya seperti Tuhan.”
AJ : “orang Islam paling bodoh pun tahu, bahwa Nabi dan Rasul bukan Tuhan.”

SW : “ziaroh ke makam wali itu haram, khawatir bisa membuat orang jadi musyrik.”
AJ : “makanya, jadi orang jangan khawatiran, hidup jadi susah tau!!”

SW : “mengirim hadiah pahala kepada orang meninggal itu percuma, tidak akan sampai.”
AJ : “ kenapa tidak! Kalau anda tidak percaya, silahkan anda mati duluan, nanti saya kirimkan pahala al-Fatihah kepda anda.”

SW : “Maulid itu amalan mubazir. Dari pada buat Maulid lebih baik biayanya buat menyantuni anak yatim.”
AJ : “Cuma orang pelit yang bilang bahwa memberi makan atau berinfak untuk pengajian itu mubazir. Sudah tidak menyumbang, mencela pula!”

SW : “Maulid dan Tahlilan itu bid’ah, tidak ada di zaman Nabi SAW.”
AJ : “terus terang, muka anda juga bid’ah, karena tidak ada di zaman Nabi SAW.”

SW : “semua bid’ah (hal baru yang di ada-adakan) itu sesat, tidak ada bid’ah yang bail / hasanah.”
AJ : “saya ucapkan selamat menjadi orang sesat. Sebab Nabi SAW tidak pernah memakai resleting, kemeja, motor/mobil seperti anda. Semua itu bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat.”

SW : “kasihan, masyarakat banyak yang tersesat. Mereka melakukan amalan bid’ah yang berbau syirik.”
AJ : “sudah lah, kalau anda masih bodoh, belajarlah dulu, sampai anda bisa melihat jelas kebaikan di dalam amalan mereka.”

SW : “saya menyesal dilahirkan oleh orang tua yang banyak melakukan bid’ah.”
AJ : “orang tua anda pasti sangat menyesal karena telah melahirkan anak durhaka yang sok pintar seperti anda.”

SW : “para penceramah di acara Maulid, baiasanya hanya mencaci maki dan memecah belah ummat.”
AJ : “sebetulnya, para penceramah itu hanya mencaci maki orang seperti anda yang kerjaannya menebar keresahan dan benih perpecahan di kalangan ummat.”

SW : “qunut Shubuh itu bid’ah, tidak ada dalilnya, haram hukumnya”
AJ : “kasihan, rokok apa yang anda hisap? Setahu saya di dalam iklan, merokok star mild hanya hanya membuat orang terobsesi menjadi sutradara atau orator. Sedangkan anda sudah terobsesi menjadi ulama besar yang mengalahkan imam Syafi’I yang mengamalkan qunut Shubuh. Lebih besar brasa, brasa lebih pintar gitu loh!!!!!!!”

SW : “shalat itu harus mengikuti Rasulullah SAW, bukan mengikuti imam Syafi’i. makanya jangan pelajari shalat dari penjelasan ilmu figih bermadzhab. Kalau kamu mau, bacalah buku sifat shalat Nabi SAW. Karya syaikh Nashiruddin al-Bani!”
AJ : “Ooo.., jadi sekarang anda madzhab baru rupanya, madzhab al-Bani namanya! Setahu saya, imam Syafi’I dan para imam madzhab yang lainnya bukan mengajarkan shalat cara mereka sendiri, tapi mengajarkan shalat cara Rasulullah SAW. Berdasarkan dalil-dalil yang mereka dapati dan pahami, dan mereka sangat ahli di bidang itu. Nashiruddin al-Bani nggak ada apa-apanya dibanding pijakan kaki mereka. Asal tau aja, buku sifat shalat Nabi SAW. Itu sebenarnya berjudul sifat shalat menurut pemahaman al-Bani tentang shalat Nabi SAW. Dan al-Bani tidak diakui ilmunya oleh para ulama, bahkan dianggap sesat. Jadi, orang berakal pilih yang ahli!!! ORANG PINTAR, TOLAK WAHABI..! .


No comments:

Post a Comment